Scroll untuk baca artikel
Opini

Menelisik Peluang Prof. Ganefri Untuk Perubahan Sumbar Lebih Maju

128
×

Menelisik Peluang Prof. Ganefri Untuk Perubahan Sumbar Lebih Maju

Sebarkan artikel ini

Padang – Pemilihan Gubernur Sumatera Barat 27 November 2024 mendatang telah bermunculan beberapa nama putra terbaik Ranah Minang yang menyatakan kesiapannya untuk ikut bertarung menuju Sumbar satu.

Selain incumbent Mahyeldi ada nama Prof. Ganefri, Rektor UNP yang masih menjabat dengan banyak prestasi yang telah diukirnya dan Epiyardi Asda sang Bupati Kabupaten Solok yang terkenal dengan statement yang fenomena dalam menanggapi berbagai persoalan, bahkan dibanyak tempat telah terpampang baliho besar dengan kalimat asing yang sudah di Minagkan “ Epiyardi Asda Otewe untuk Sumbar Satu.

Scroll ke bawah
Teruskan Membaca

Menengok ke belakang sudah hampir 15 tahun Sumatera Barat dipimpin oleh kader partai politik berbasis Islam, sepertinya telah cukup menjadi pembanding bagi masyarakat yang berharap pemimpin Sumbar kedepan harus mampu melakukan perubahan untuk Sumbar lebih maju.

Ini, karena negeri Bundo Kanduang ini jauh tetinggal laju pembangunannya bila dibandingkan provinsi lain. Lantas seperti apakah sosok pemimpim Sumbar kedepan yang diharapkan mampu memacu ketertinggalan pembangunan daerah ini dimata mereka ?

Baca juga:   Bencana Alam Berlalu, Muhammadiyah Jangan Terlena

Setelah mencermati beberapa baliho tokoh Sumatera Barat yang sudah berdiri tegak di kabupaten/kota baik yang eksis di dunia Pendidikan maupun di bidang politik dan pemerintahan maupun dunia usaha maka Prof. Ganafri, Epiyardi Asda maupun Andre Rosiade serta yang lainnya adalah tokoh yang berpeluang untuk maju sebagai Gubernur Sumbar disamping patahana.

Jika yang menjadi indikator dari pemimpin Sumbar ke depan adalah “perubahan” maka Ristapawa Indra sebagai pengamat sosial dan politik dan juga seorang Guru Besar dari LL Dikti Wilayah X Padang ini memberikan pandangan yang diperlukan untuk Sumbar ke depan. Sosok pemimpin yang berani melakukan terobosan dan berani mengambil resiko untuk keluar dari lingkaran status quo adalah pilihan yang tepat untuk memimpin Sumbar kedepan.

Menurutnya, sosok pemimpin yang berpikir cari aman dan status quo, baginya konsep perubahan adalah musuh utama bagi mereka. Sudah dipastikan Untuk dapat melakukan lompatan-lompatan yang lebih besar dalam membangun Sumatera Barat ke depan agar setara dengan provinsi lain.

Untuk itu, dalam upaya mewujudkanya, tentu yang lebih tepat adalah seseorang yang memiliki pemahaman yang lebih baik tentang Sumatera Barat dengan segala keterbatasan sumber daya alam yang dimiliki, seorang tokoh yang punya kemampuan untuk meyakinkan pemerintah pusat dan investor agar memberikan perhatian yang lebih besar terhadap Sumatera Barat.

Baca juga:   Puasa Memanusiakan Manusia

Jadi, untuk mencari sosok yang tepat itu tentu tidak cukup dengan menggunakan standar idiologi politik saja, tetapi juga diperlukan standar atau ukuran yang sesuai dengan kepentingan masyarakat Sumbar untuk perubahan yang lebih cepat.

Berdasarkan standar idiologi partai, ya tentu Gubernur Incumbent lebih berpeluang maju karena sekaligus juga ketua partai politik yang diperlukan untuk mengusung calon gubernur. Kemudian juga Ketua partai Gerindra Sumbar dan Ketua Partai Nasdem Sumbar juga termasuk yang diperhitungkan.

Namun tidak tertutup kemungkinan partai lainnya juga berpeluang mengusung seorang tokoh yang membawa visi dan misi yang sangat sesuai dengan harapan masyarakat yang berharap tampilnya sesorang sosok Calon Gubernur yang dapat melakukan perubahan yang lebih cepat dalam laju pembangunan di Sumatera Barat.

Baca juga:   Dakwah itu Mengajak Bukan Menghakimi

Masyarakat Sumbar tentu berharap agar ke depannya akan ada sosok pemimpin yang dapat menjadikan Sumatera Barat sebagai provinsi yang banyak melahirkan orang-orang cerdas yang berkiprah di pentas politik nasional maupun di dunia usaha dan birokrat.

Banyak tokoh dan pahlawan nasional era pergerakan kemerdekaan yang lahir di Ranah Minang karena “pena” dan berbeda dengan pahlawan nasional dari daerah lain seperti Pengeran Diponegoro sebagai pahlanwan dilahirkan karena pedang dan Teuku Umar juga pahlawan nasional dilahirkan karena pedang dan Hasanudin dari Makasar juga dilahirkan karena pedang.

Berbeda dengan Muhammad Hatta, Agus Salim, Natsir adalah pahlawan yang lahir karena pena. Artinya ke depan, jika partai politik sebagai kenderaan politik yang dapat mengusung Calon Gubernur maka sosok Prof. Ganefri termasuk tokoh yang tepat, apalagi melihat sepak terjangnya yang telah membawa Universitas Negeri Padang sebagai perguruan tinggi yang masuk ke dalam claster perguruan tinggi yang diperhitungkan di tingkat nasional.

Penulis: Prof. Dr. Ristapawa Indra, M. Pd.,

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

File not found.