JAKARTA – Tingkat kepuasan publik usai pencoblosan Pemilu Rabu, 14 Februari 2024 disebut menurun. Hal itu terjadi menyusul sejumlah masalah yang terekspos ke publik.
“Menurut saya salah satu penjelasannya mengapa tingkat kepuasan ini menurun adalah karena setelah pemilu. Masyarakat pemilih terekspos ke berita-berita tentang penyelenggaraan pemilu,” kata Direktur Eksekutif LSI Djayadi Hanan dalam Rilis Survei Nasional Persepsi Publik Terhadap Pelaksanaan Pemilu 2024 melalui virtual, Ahad (25/2).
Djayadi mengatakan, usai pencoblosan masyarakat mendapat berbagai pemberitaan soal masalah Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU).
Sejumlah masalah di tempat pemungutan suara (TPS) yang membuat pencoblosan ulang juga menambah sentimen negatif terhadap pemilu.
“Misalnya perdebatan soal itu tadi masalah-masalah Sirekap misalnya, atau adanya pemungutan suara ulang karena berbagai alasan, dan sebagainya. Sehingga tingkat kepuasan kepada penyelenggaraan pemilu itu menurun,” ujar Djayadi.
Djayadi menuturkan tren penurunan kepuasan publik berpotensi menurun. Apabila publik terus menemukan berbagai persoalan terkait pemilu.
“Kalau trennya berlanjut misalnya kalau kita survei lagi 10 hari lagi misalnya, mungkin tingkat kepuasannya turun lagi mungkin ya. Kalau berita-berita tentang masalah negatif pemilu itu terus berlanjut,” jelas Djayadi.
Tingkat kepuasan usai pemungutan suara menjadi 83,6 persen. Sementara itu, pada exitpoll 14 Februari 2024, total 94,5 persen masyarakat menyatakan puas. Jumlah itu terdiri dari 42,4 persen responden sangat puas dan 52,1 persen cukup puas.
Total 83,6 persen tersebut terdiri dari 22,5 persen merasa sangat puas terhadap pemilu. Kemudian, 61,1 persen cukup puas.
Selanjutnya, total responden yang kurang puas sejumlah 8,3 persen dan tidak puas sama sekali sebanyak 5 persen. Kemudian, responden tak menjawab 3 persen.
LSI melakukan jajak pendapat pada 19-21 Februari 2024. Survei dilakukan terhadap 1.211 responden.
Pemilihan responden dilakukan dengan metode random digit dialing (RDD) atau teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak. Margin of error dari survei ini lebih kurang 2,9 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen. (source: medcom)