Solok, Sumbar – Puluhan ton bawang merah asal Pulau Jawa membanjiri Pasar Agropolitan Aie Baluluak Sungai Nanam, Solok. Hal ini memicu keresahan dan kekecewaan para petani bawang merah di daerah yang dikenal sebagai sentra bawang merah di Sumatera tersebut.
Masuknya pasokan bawang merah dari luar daerah dikhawatirkan akan berdampak pada anjloknya harga bawang merah di tingkat petani. Hal ini tentu saja menjadi pukulan telak bagi para petani yang sudah berjibaku bertani bawang merah untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Ketua Kelompok Tani At- Tanwir Milenial Sungai Nanam, Doni, mengungkapkan rasa kecewaannya terhadap situasi ini. “Petani sudah berupaya untuk menanam dan merawat bawang merah lokal, tapi harga jual akan terancam anjlok karena masuknya bawang merah pulau jawa ke Pasar Aie Baluluak Nagari Sungai Nanam” keluh Doni.
Doni dan para petani lainnya mendesak pemerintah nagari untuk segera mengambil langkah tegas dalam mengatasi permasalahan ini. Mereka meminta pemerintah nagari untuk membatasi atau bahkan melarang masuknya bawang merah luar daerah, demi melindungi harga jual bawang merah lokal dan menjaga kesejahteraan para petani nagari sungai nanam.
“Kami meminta kepada pemerintah nagari supaya cepat mengambil kebijakan. Jangan biarkan masyarakat dirugikan oleh oknum-oknum yang tidak bertangung jawab dengan bebasnya membawa bawang merah luar daerah yang ditampung di pasar Agropolitan Aie Baluluak Sungai Nanam,” pinta Doni.
Aksi protes para petani bawang merah di Sungai Nanam ini diharapkan dapat menjadi perhatian bagi pemerintah nagari terkait pentingnya melindungi produk lokal dan kesejahteraan para petani. Diperlukan solusi konkrit dan berkelanjutan untuk memastikan stabilitas harga bawang merah dan keberlangsungan hidup para petani bawang merah di nagari sungai nanam terkhusus petani Indonesia.