Scroll untuk baca artikel
Ekonomi

Pekerja Informal Kian Tinggi, Pemerintah Lakukan Penelitian

43
×

Pekerja Informal Kian Tinggi, Pemerintah Lakukan Penelitian

Sebarkan artikel ini
Ilustrasi pekerja. (Courtesy TNP2K)

JAKARTA – Saat ini, masyarakat kelas menengah banyak yang beralih profesi menjadi pekerja mandiri (self employed) alias pekerja informal.

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan hal itu tak terlepas dari pola kerja work from home (WFH) saat pandemi covid-19. Ia mencontohkan ada anak muda yang memilih jadi freelancer di perusahaan asing karena pekerjaannya bisa dijalankan jarak jauh.

Scroll ke bawah
Teruskan Membaca

“Nah, mereka (kelas menengah) ini kemudian keluar dari perusahaan-perusahaan konstruksi kita dan sebagainya. Nah, ini kita belum punya data ini,” ucap Suharso beberapa waktu lalu.

Sementara itu Badan Pusat Statistik (BPS) yang menyebut, jumlah kelas menengah menyusut menjadi di bawah 20 persen. Oleh karena itu, Monoarfa mengatakan, pemerintah pun akan meneliti lebih lanjut terkait ke mana larinya kelas menengah tersebut.

Baca juga:   Deflasi di Sumbar Berikan Angin Segar Bagi Ekonomi

Ekonom senior, Chatib Basri, mengungkapkan jumlah kelas menengah di Indonesia terus merosot sejak 2019. Menurutnya, pada data Bank Dunia, kelas menengah sebesar 23 persen dari jumlah penduduk pada 2018. Angka itu kemudian turun menjadi 21 persen pada 2019.

Di sisi lain, kelompok kelas menengah bawah atau aspiring middle class (AMC) membengkak dari 47 persen menjadi 48 persen.

“Kecenderungan ini terus terjadi. Tahun 2023, kelas menengah turun menjadi 17 persen, AMC naik menjadi 49 persen, kelompok rentan meningkat menjadi 23 persen,” kata Chatib seperti dikutip dari CNBC Indonesia.

BPS mencatat Per Februari 2024, 59,17 persen pekerja bekerja di sektor informal, sedangkan 40,83 persen bekerja di sektor formal. Jumlah ini turun tipis dari 2023 yakni 60,12 persen pekerja informal dan 39,88 persen pekerja formal.

Baca juga:   Kondisi Ekonomi Melemah, Ini Kebijakan Unand untuk Mahasiswa Baru

Pertumbuhan negatif itu dinilai dapat berdampak buruk pada kondisi ekonomi. Pekerja di sektor informal, biasanya tidak memiliki kepastian jumlah pendapatan dan kepastian apakah terus berpendapatan.

Tidak adanya kepastian pendapatan, menurut Analis Senior Indonesia Strategic and Economic Action Institution Ronny P Sasmita, berujung pada potensi pelemahan permintaan dan penurunan konsumsi rumah tangga. Penurunan konsumsi rumah tangga kemudian akan turut menurunkan prospek investasi. (source: cnn/Ed: NI)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

File not found.