Scroll untuk baca artikel
Nasional

Muhammadiyah di Pilkada 2024, Aliardi: Jangan Terjadi Disorientasi

2493
×

Muhammadiyah di Pilkada 2024, Aliardi: Jangan Terjadi Disorientasi

Sebarkan artikel ini

TANAH DATAR – “Muhammadiyah secara organisasi, tidak boleh larut dalam pusaran politik praktis. Jangan anggap perilaku pragmatis dan oportunis dalam politik akan membesarkan Muhammadiyah, malah akan mengkerdilkan persyarikatan.”

Ungkapa itu disampaikan Aliardi, salah seorang tokoh masyarakat Tanah Datar saat berbincang dalam diskusi politik bersama redaksi MenaraMu, Sabtu (31/8) pagi.

Scroll ke bawah
Teruskan Membaca

Disampaikan Aliardi yang juga alumni sekolah khusus muballigh Muhammadiyah itu, konsep awal berdirinya Muhammadiyah bukan untuk berpenetrasi dengan kekuasaan.

“Semangat utama Muhammadiyah sejak awal adalah gerakan dakwah amar ma’ruf nahi mungkar. Ini menjadi harga diri Muhammadiyah sejak didirikan oleh KH. Ahmad Dahlan,” tegasnya.

Aliardi menjelaskan, konsep dasar itu ditujukan untuk memperbaiki kondisi umat dari segala lini. “Itulah muru’ah Muhammadiyah sebagai sebuah gerakan,” katanya.

Baca juga:   Lazismu Agam Salurkan Bantuan Untuk Korban Banjir Bandang

Dalam perjalanannya, Muhammadiyah sebagai sebuah organisasi besar, apalagi dalam situasi tahun politik menuju Pilkada 2024, nilai-nilai pragmatisme yang bisa saja muncul dalam unsur-unsur yang ada di Muhammadiyah, prlu dicermati.

“Muru’ah Muhammadiyah dibentuk dengan syaja’ah [keberanian]. Muhammadiyah harus berani dengan keyakinannya sebagai organisasi yang tidak terombang-ambing oleh apapun situasi yang ada. Di Pilkada 2024 ini, jangan ada orang-orang yang memanfaatkan Muhammadiyah. Dan ini bukan tentang ‘pembagian kue’ politik. Ini butuh ketegasan,” paparnya.

Menjaga Muhammadiyah dari sikap dan perilaku oportunis orang-orang yang ingin memanfaatkan dalam momen sesaat, sambungnya, perlu upaya mengembalikan organisasi ini pada khittah.

“Bila tidak, semangat pertama akan hilang, semangat gerakan pembahrauan akan terdegradasi. Karena Muhammadiyah bukan penjilat dan pecundang birokrasi, bukan hanya menuju kenikmatan duniawi,” ujar Aliardi.

Baca juga:   Mendagri Ingatkan Netralitas ASN di Pilkada 2024

Untuk itu, sebutnya, Muhammadiyah perlu mengembangkan value untuk memperbaiki keadaan, dan menjaga semangat dakwah amar ma’ruf nahi mungkar.

“Apabila hilang semangat itu, Muhammadiyah akan terjadi disorientasi organisasi. Dan pada giliranya hanya akan dipecundangi perilaku destruktif oleh orang-orang yang menginginkan Muhammadiyah sebagai alat semata,” pungkasnya. (ni)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

File not found.