Pada 23-26 Agustus 2024 ini, sekretaris dan wakil sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sumatera Barat dan sekretaris pimpinan Organisasi Otonom (Ortom) tingkat wilayah, mengikuti pelatihan Penggerak Madya Persyarikatan.
Program pelatihan ini, secara konsep disesuaikan dengan standar badan sertifikasi nasional yang sudah dirancang dengan kepentingan gerakan Muhammadiyah. Pelatihan Penggerak Madya Persyarikatan, adalah program yang diinisiasi Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat dengan instruktur dan fasilitator dari Badan Pengembangan Organisasi (BPO) PP Muhammadiyah. Mereka adalah ketua dan wakil ketua BPO PP Muhammadiyah, Punang Amari Puja dan Paryanto.
Penggerak Muhammadiyah, adalah individu atau kelompok yang aktif dalam menjalankan dan menyebarkan misi Muhammadiyah. Penggerak ini berperan penting dalam berbagai aspek, termasuk pendidikan, sosial, bisnis, dan dakwah.
Misi yang dijalankan bukan sebatas aspek keruhanian dan peribadatan dalam lingkup yang terbatas pada ibadah al-mahdhah. Akan tetapi, melingkupi aspek-aspek kehidupan, seiring dengan pemahaman dakwah dalam pengertian yang lebih luas.
Penggerak Muhammadiyah merupakan lokomotif yang berperan dalam pengembangan organisasi dan berkomitmen pada nilai-nilai Islam dan tujuan Muhammadiyah. Selain itu juga menyelaraskan kegiatan dengan visi dan misi Muhammadiyah.
Penggerak Muhammadiyah juga menjalankan misi membentuk dan mengelola organisasi yang berdaya, solid dan maju, dengan mengelola dan mengoordinasikan secara efektif setiap pelaksanaan program. Pada aras demikian, gerakan Muhammadiyah mulai dari pusat hingga ranting yang mengelola unit-unit usaha – yang dalam termnya disebut amal usaha, baik dalam bidang pendidikan, layanan kesehatan, layanan sosial, ekonomi dan bisnis.
Pada berbagai bidang, Muhammadiyah secara nasional memiliki ribuan sekolah, ratusan pesantren, rumah sakit, dan perguruan tinggi di seluruh pelosok tanah air, dan bahkan di luar negeri. Untuk itu, Penggerak Muhammadiyah berperan dalam mengelola, menumbuhkan, membenahi dan mengembangkan lembaga-lembaga tersebut.
Pada bidang dakwah dan sosial, penggerak Muhammadiyah juga aktif dalam kegiatan dakwah dan sosial. Mereka terlibat dalam berbagai program kemanusiaan, seperti bantuan bencana, layanan kesehatan, dan pemberdayaan masyarakat.
Sedangkan cabang dan ranting Muhammadiyah merupakan ujung tombak gerakan ini di tingkat lokal. Penggerak di tingkat ini, sangat penting. Tugas utamanya adalah menyebarkan nilai-nilai Muhammadiyah dan menjalankan program-program organisasi.
Pelatihan Penggerak Madya Muhammadiyah, adalah kegiatan yang sangat penting dan strategis. Hal itu dikarenakan, sekretaris dan wakil sekretaris memiliki tugas menjembatani sekaligus penghubung antara pimpinan dan anggota, tak terkecuali dengan pihak luar. Mengelola surat-menyurat, pengarsipan dokumen dan administrasi lainnya, yang ditujukan untuk memastikan kelancaran operasional organisasi.
Selain itu, tugas-tugas yang diemban Penggerak Muhammadiyah, adalah mengimplementasikan keputusan yang diambil oleh pimpinan melalui rapat-rapat, dan memastikan pelaksanaannya berjalan sesuai rencana. Penggerak Muhammadiyah juga dibebankan amanah menjaga dan memelihara dokumentasi penting organisasi, termasuk notulen rapat, laporan keuangan, dan catatan resmi lainnya.
Oleh sebab itu, sekretaris sebagai administrator, menjadi salah satu komponen penting sebagai penggerak persyarikatan. Di tangan mereka, tugas dan tahapan bergulirnya roda organisasi dapat berjalan dengan baik.
Pasca pelatihan ini, sekretaris/wakil sekretaris PDM, dituntut untuk menindaklanjutinya dengan melaksanakan pelatihan yang sama terhadap sekretaris dan wakil sekretaris Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) di daerah sampai ke tingkat ranting. Pada akhirnya, pengelolaan dan pergerakan Muhammadiyah semakin solid dan tertata rapi, serta memiliki frekuensi yang sama dari pusat hingga ranting dalam menjalankan roda persyarikatan termasuk amal usaha.
Selain melaksanakan pelatihan, sekretaris dan wakil sekretaris juga diminta untuk mengimplementasikan tatakelola organisasi yang baik. Apalagi, kehadiran Muhammadiyah semakin ditantang dengan perubahan sosial yang semakin deras akibat perkembangan sains dan teknologi.
Selanjutnya, sekretaris dan wakil sekretaris dituntut menjadi lokomotif bersama ketua dan wakil-wakil ketua dalam penyusunan program berbasis Key Performance Indicators (KPI) untuk semua bidang. KPI, merupakan nilai terukur yang menunjukkan seberapa efektif pimpinan Muhammadiyah mencapai program prioritas.
KPI dalam hal ini membantu menentukan pencapaian kinerja, program prioritas, pendanaan, dan operasional serta kemajuan persyarikatan yang terukur. Tentunya, jika sungguh-sungguh dan konsisten mengikuti pola dan panduan KPI dijalankan, gerak Muhammadiyah akan semakin solid, maju dan modern. Wallahu a’lam.
Penulis: Dr. Bakhtiar, MA (Ketua PWM Sumbar, Akademisi)