SEBAGAI salah satu organisasi kemasyarakatan terbesar di Nusantara, Muhammadiyah telah malang-melintang dengan segala kelebihannya mengurusi umat di pelosok-pelosok negeri ini. Walaupun dalam beberapa kesempatan, masih ada keterlupaan yang mungkin disebabkan ‘pandang dakek jarang ditukiekkan’. Untuk keterlupaan ini ada baiknya dibahas lain kali saja agar lebih fokus.
Kini, berbicara tentang Muhammadiyah Sumatra Barat, daerah yang membesarkan Muhammadiyah setelah dibidani di Yogyakarta oleh Kyai Ahmad Dahlan pada dasawarsa kedua di awal abad keduapuluh, persyarikatan Muhammadiyah tumbuh besar, subur, dan terus berkembang.
Muhammadiyah kini menjadi gerakan kemasyarakatan yang lebih intens dalam upaya-upaya sosial keagamaan dan menjaga umat dari kesesatan ibadah. Di saat bersamaan, terus pula membimbing masyarakat di bidang pendidikan, ekonomi, serta bidang-bidang lain yang terus menyebarluas dari waktu ke waktu.
Segala bentuk kemajuan Muhammadiyah, dalam salah satu ediotrial yang ditulis seorang senior di bidang jurnalistik yang juga dipublikasi di media Muhammadiyah Sumbar ini mengatakan, seolah selama ini Muhammadiyah pelit informasi, atau lebih tepatnya sulit mencari ruang dan wadah menyebarkan informasi.
Benar saja, sebagai kader Muhammadiyah Sumbar yang jauh dari kampung halaman, bergelut dengan gerakan literasi dan pemberitaan, sangat sukar menemukan informasi tentang aktivitas Muhammadiyah Sumbar. Kalau pun ada, hanya sedikit sekali.
Dari beberapa tahun lalu, informasi tentang gerakan Muhammadiyah Sumbar, sepertinya hanya menunggu ‘niat baik’ para jurnalis yang kebetulan ‘mampir’ di acara-acara Muhammadiyah. Itu pun kalau dihitung, yaa, sangat jarang kalau tidak ingin disebut langka. Kalau warga Muhammadiyah kebetulan aktif di media sosial, baru bisa mendapatkan sekelumit info bila pemilik akun media sosial menyebar foto-foto kegiatan tanpa caption informatif.
Saat ini, sejak Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatra Barat berinisiatif membangun website yang dikelola layaknya media pemberitaan, informasi-informasi aktivitas Muhammadiyah se-Sumatra Barat mulai memperlihatkan geliatnya. Ternyata, Allahuakbar, Muhammadiyah punya kegiatan yang luarbiasa banyak di setiap daerah, cabang, hingga ranting. Tak terhitung pula kegiatan-kegiatan yang ditaja oleh organisasi otonom Muhammadiyah itu sendiri.
Banyaknya kegiatan yang seharusnya dikabarkan ke sesama warga Muhammadiyah, maupun pada masyarakat negeri ini, menjadi dasar hadirnya website milik PWM Sumbar tersebut dengan domain pwmsumbar.or.id. Selaras dengan informasi Ditjen Informasi dan Komunikasi Publik (Ditejn IKP) Kemenkominfo sepuluh tahun silam (Oktober 2013) di Solo, dalam kegiatan Bimbingan Teknis Jurnalistik Media Online menyebut, media informasi hendaknya mampu memberikan kontribusi bagi pelayanan informasi kepada masyarakat yang bersifat edukatif dan informatif.
Kehadiran media informasi PWM Sumbar yang hari ini terhitung baru dua pekan menjadi konsumsi publik, telah memengaruhi opini publik, terutama warga Muhammadiyah di Sumbar. Bila selama ini seakan Muhammadiyah Sumbar tanpa kegiatan sama sekali, kini mata warga terpentang lebar. “Oww.. ternyata banyak sekali kegiatan Muhammadiyah di Sumatra Barat ini,” pikir mereka setelah membaca publikasi kegiatan yang dishare melalui media-media sosial oleh admin web dan pimpinan persyarikatan.
Hal itu ternyata sangat positif bagi kelangsungan gerakan Muhammadiyah Sumbar. Tidak ada lagi orang-orang yang beranggapan bahwa Muhammadiyah itu organisasi sepele, yang hanya berteriak ‘organisasi gerakan’ namun tanpa gerak sama sekali.
Sekali lagi, kehadiran media yang dimiliki PWM Sumbar dan dikelola secara profesional oleh mereka-mereka yang ditunjuk dan diangkat berdasarkan SK PWM itu, benar-benar membuka mata masyarakat. Pun termasuk mata para pimpinan Muhammadiyah itu sendiri di seluruh tingkatan.
Jurnalis Muhammadiyah Nasional
Pengelolaan media informasi yang dimiliki Muhammadiyah saat ini, tentunya perlu penyempurnaan dan perbaikan secara berkesinambungan. Program-program yang sekiranya dapat menyokong keberlangsungan media dan kepengelolaannya, harus pula dipikirkan oleh pemilik maupun pengelola media.
Bila selama ini di Muhammadiyah kekurangan kader yang berprofesi sebagai jurnalis, sebenarnya sangat pantas bila di kekinian dan di tengah euforia media baru PWM, digagas ide yang lebih besar dengan program inisiasi organisasi Jurnalis Muhammadiyah Nasional (JMN) yang lahir dari Sumatra Barat.
Berdasarkan informasi, sebenarnya sekelompok orang Muhammadiyah di Sumatra Barat yang berprofesi sebagai jurnalis, sejak tiga tahun lalu telah membentuk paguyuban jurnalis Muhammadiyah. Dan hingga kini kelompok itu seolah hilang ditelan masa, atau mungkin karena dua tahun dibisukan oleh pandemi Covid-19.
Selanjutnya, di saat penyelesaian urusan administrasi website PWM Sumbar, Bendahara PWM Sumbar saudara Muhammad Najmi meminta ide-ide baru untuk pengembangan kehadiran website PWM ke depan. Dan di perbincangan itulah muncul ide untuk menginisiasi pembentukan Jurnalis Muhammadiyah Nasional. Organisasi naungan Muhammadiyah di bidang jurnalistik, menaungi para ‘kuli tinta’ yang merupakan kader persyarikatan, sekaligus melahirkan para jurnalis baru berekompetensi.
Gagasan itu merupa dalam beberapa kali perbincangan dengan Ketua PWM Sumbar saudara Bakhtiar. Termasuk bagaimana membentuk badan khusus yang mengurusi ‘media group’ milik Muhammadiyah se-Sumatra Barat secara profesional.
Gagasan-gagasan positif tersebut tentunya butuh orang-orang kompeten. Bukan cuma persoalan euforia sesaat pada wadah informasi yang baru berumur dua pekan ini, namun lebih pada tujuan yang hendak dicapai secara bersama menuju wadah informasi berkemajuan milik persyarikatan.
Satu hal penting yang perlu pula diingat, untuk sebuah tujuan, arah lebih penting daripada kecepatan. Maka, tetaplah berada di arah yang sama untuk satu tujuan mulia. (*)
Penulis: Nova Indra (Penulis, Pengelola Media, Editor in Chief Jurnal Nasional, Anggota Tapak Suci)