Padang – Dalam upaya memperkuat kesiapsiagaan menghadapi bencana gempa bumi dan tsunami, Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sumatera Barat menggelar Latihan Gabungan Mega Thrust 2024 pada 30-31 Oktober 2024.
Kegiatan ini melibatkan kolaborasi dengan berbagai instansi, termasuk BASARNAS, Brimob Polda Sumbar, danLanud St Syahril Infanteri Batalyon 133 YS.
Kemudian, Sabhara Polda Sumbar, K9 Polda Sumbar, Damkar Kota Padang, BPBD Provinsi dan Kota Padang, PMI Kota Padang, Dinas Sosial, Sat Pol PP Kota Padang, Dompet Dhuafa, PT Semen Padang, serta BANKOM RAPI.
Latihan gabungan ini bertujuan untuk menguji kesiapan seluruh pihak dalam merespons kemungkinan terjadinya bencana besar di wilayah Sumatera Barat. MDMC Sumatera Barat mengerahkan 15 relawan dan 2 dokter dari Rumah Sakit Aisyiyah Pariaman yang akan membantu operasional lapangan dalam mendukung simulasi penanggulangan bencana ini.
Ketua MDMC Sumatera Barat, Portito, menyampaikan bahwa partisipasi MDMC dalam latihan ini merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah dalam meningkatkan ketangguhan masyarakat dan membantu meminimalisir dampak bencana.
“Latihan gabungan ini adalah wujud nyata dari semangat gotong royong dalam kesiapsiagaan bencana. Kami berharap kegiatan ini dapat memperkuat sinergi antar lembaga dalam situasi darurat,” ujarnya.
Selain mengerahkan personel, MDMC Sumatera Barat juga menyerahkan berbagai dukungan logistik kepada BASARNAS, di antaranya 20 dus air mineral botol 600 ml, 100 kotak snack, dua buah tenda yang akan difungsikan sebagai posko kesehatan di lapangan, serta satu unit mobil ambulans untuk mendukung kelancaran kegiatan.
Pada Rabu dini hari, 30 Oktober pukul 00.49 WIB, tim MDMC Sumatera Barat bersama dengan tim BASARNAS memulai pemasangan tenda lapangan yang akan digunakan sebagai Posko Medis selama latihan berlangsung.
Posko ini akan menjadi pusat penanganan kesehatan bagi personel yang terlibat dalam latihan gabungan, memastikan kesiapan layanan kesehatan dalam skenario darurat.
Latihan Gabungan Mega Thrust 2024 menjadi kesempatan penting bagi seluruh pihak untuk menguji kesiapan sumber daya manusia, peralatan, serta prosedur penanganan bencana secara terpadu.
Kolaborasi ini diharapkan dapat menjadi contoh kesiapsiagaan yang optimal, mengingat wilayah Sumatera Barat merupakan daerah yang rawan akan bencana gempa bumi dan tsunami.