Scroll untuk baca artikel
Nasional

KTT ABU: Media Diminta Fokus pada Aksi Iklim dan Pencegahan Bencana

37
×

KTT ABU: Media Diminta Fokus pada Aksi Iklim dan Pencegahan Bencana

Sebarkan artikel ini
Dirjen IKP Kominfo Usman Kansong (dok. RRI)

BALI – Media penyiaran peserta Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Media Asia Broadcasting Union (ABU) tentang ‘Aksi Iklim dan Pencegahan Bencana’ didorong ramaikan isu perubahan iklim. Hal itu guna membangkitkan kesadaran masyarakat terhadap pelestarian lingkungan.

Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika (Dirjen IKP Kominfo), Usman Kansong, di sela-sela pembukaan KTT di Hotel Sakala, Nusa Dua, Bali, pada dua hari lalu menyatakan apresiasinya.

Scroll ke bawah
Teruskan Membaca

“Bagus sekali, saya kira temanya sangat relevan, sangat penting dan menarik. Ini adalah momentum bagi media, terutama media penyiaran, karena ini adalah KTT ABU,” kata  Usman.

Usman Kansong mengatakan, KTT yang untuk kedua kalinya diselenggarakan Indonesia dan Asia-Pacific Broadcasting Union (ABU), adalah momentum bagi media untuk kembali meramaikan ruang publik dengan berbagai isu lingkungan hidup dan perubahan iklim.

Baca juga:   Politisi Wanda Hamidah Turun Bersama Pengunjuk Rasa Tolak Revisi UU Pilkada

Isu itu, diharapkan bisa menarik perhatian publik untuk memiliki komitmen peduli atas lingkungan dan iklim.

“Merupakan momen bagi kita semua, terutama media untuk kembali lebih meramaikan ruang publik dengan isu-isu lingkungan hidup. Dengan isu-isu perubahan iklim, supaya dia bisa menarik perhatian publik,” tuturnya.

“Kemudian publik bisa sama-sama peduli terhadap perubahan iklim, peduli terhadap lingkungan hidup, peduli pada aksi-aksi untuk menyelamatkan kehidupan,” imbuh Dirjen IKP Kominfo.

Menurut Usman Kansong, pemberitaan mengenai lingkungan hidup maupun perubahan iklim harus turut mengangkat tokoh maupun kelompok inspiratif. Sebab, hal itu dinilai akan lebih efektif dalam mengajak masyarakat bersama-sama peduli isu lingkungan maupun perubahan iklim.

“Kemudian, juga pengemasannya tidak hanya untuk menambah pengetahuan tetapi juga menginspirasi. Selama ini kadang-kadang berita tentang lingkungan tentang perubahan iklim ini yang sensasional,” jelasnya.

Baca juga:   Pesan untuk 5 Anggota BPK Terpilih

Senada, Direktur Utama Lembaga Penyiaran Publik Radio Republik Indonesia (Dirut LPP RRI), Hendrasmo, mendorong para jurnalis penyiaran untuk segera mengambil peran dalam penanganan berbagai masalah mendesak terkait perubahan iklim.

Hal ini karena masalah lingkungan tersebut semakin diperparah dengan meningkatnya frekuensi bencana alam seperti yang dihadapi saat ini.

“Perubahan iklim bukan sekedar teori ilmiah atau masalah yang perlu dipecahkan oleh generasi mendatang. Ini adalah kenyataan yang telah mempengaruhi dunia kita secara mendalam, mulai dari naiknya permukaan air laut hingga cuaca ekstrem,” katanya.

Hendrasmo berpendapat, bencana-bencana yang terjadi tidak hanya menimbulkan penderitaan dan korban jiwa yang sangat besar, melainkan juga menimbulkan dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan yang dapat berlangsung selama bertahun-tahun.

Baca juga:   Didik Mukrianto: Ketidakakuratan Informasi Pejabat Publik Bisa Fatal

Namun dia mengaku optimis kekompakan dan komitmen bersama para insan media, khususnya anggota ABU, akan bisa mengambil tindakan kolektif dalam merespons permasalahan iklim.

“Konferensi ini dengan tema ‘Media Menyelamatkan Kehidupan’, merupakan kesempatan bagi kita untuk berbagi ide, praktik terbaik, dan solusi inovatif mengatasi perubahan iklim dan mencegah bencana. Mari kita manfaatkan momen ini untuk berkolaborasi, mendidik, dan mengadvokasi masa depan yang lebih berkelanjutan dan berketahanan bagi semua,” pungkas Dirut LPP RRI.(infopublik)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

File not found.