PADANG – Dalam ceramah tarawihnya di Masjid Raya Sumbar, Kamis (20/3), Dr. Bakhtiar, M.Ag., Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, menekankan pentingnya organisasi dalam dakwah Islam.
Mengutip ayat Al-Quran Surat Ali ‘Imran ayat 104, beliau menyerukan, “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Ali ‘Imran 3: 104).
Bakhtiar mencontohkan bagaimana dakwah Islam di masa Rasulullah SAW di Makkah yang terorganisir dengan baik, meskipun dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Organisasi ini terbukti menjadi kunci keberhasilan dakwah di masa awal Islam.
Lebih lanjut, ia menyinggung Perang Badar sebagai contoh lain. Pasukan Muslim yang jauh lebih kecil dibandingkan pasukan kafir yang elit berhasil meraih kemenangan berkat organisasi yang rapi dan kepemimpinan Rasulullah yang luar biasa.
“Berdakwah secara individu dinilai kurang efektif,” tegas Bakhtiar. “Dakwah yang dilakukan tanpa organisasi yang baik akan mudah terhambat dan gagal mencapai tujuannya.”
Menurutnya, organisasi dakwah memungkinkan pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas, koordinasi yang efektif, dan pemanfaatan sumber daya secara maksimal. Hal ini penting untuk menjangkau lebih banyak orang dan menyebarkan pesan Islam dengan lebih luas.
“Marilah kita jadikan organisasi dakwah sebagai wadah untuk menyebarkan kebaikan dan menegakkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat,” ajak Bakhtiar kepada jamaah yang hadir.
Dr. Bakhtiar menjadikan Muhammadiyah sebagai contoh ideal organisasi Islam di Indonesia. Muhammadiyah, dengan jutaan anggotanya, menjadi bukti nyata bagaimana organisasi mampu memberdayakan potensi dan sumber daya untuk menyebarkan kebaikan dan menegakkan nilai-nilai Islam.
Muhammadiyah, melalui amal usahanya di bidang pendidikan, kesehatan, sosial, dan ekonomi, telah menjadi benteng peradaban bagi umat Islam di Indonesia. Kiprahnya dalam membangun bangsa dan mencerdaskan kehidupan bangsa diakui oleh seluruh elemen masyarakat.
Namun, peran Muhammadiyah tidak berdiri sendiri. Di Indonesia, terdapat banyak organisasi Islam lain seperti Nahdlatul Ulama (NU), Persatuan Islam (PERSIS), dan Al-Irsyad.
Kesemuanya memiliki peran penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam dan membangun peradaban bangsa. Kolaborasi dan sinergi di antara organisasi-organisasi ini menjadi kunci kekuatan yang tak tergoyahkan.
Di era modern dan globalisasi, organisasi Islam dihadapkan pada berbagai tantangan. Radikalisme, liberalisasi, dan sekularisme menjadi ancaman nyata bagi peradaban Islam.
Oleh karena itu, organisasi Islam harus terus berbenah diri, memperkuat internal, dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi masyarakat sipil, maupun dunia internasional.
“Organisasi Islam di Indonesia, seperti Muhammadiyah dan NU, ibarat benteng kokoh yang melindungi peradaban Islam dari berbagai gempuran. Dakwah yang terorganisir, kolaborasi, dan sinergi menjadi kunci utama untuk menyebarkan kebaikan dan menegakkan nilai-nilai Islam di tengah masyarakat,” tutup Bakhtiar. (EN)