Scroll untuk baca artikel
Sudut PemiluWEBTORIAL

Blank Spot di Solok Ambah, Mahyeldi-Vasko Sudah Siapkan Solusi

1172
×

Blank Spot di Solok Ambah, Mahyeldi-Vasko Sudah Siapkan Solusi

Sebarkan artikel ini

Sijunjung – Masyarakat Jorong Bukit Tujuah, Nagari Solok Ambah, Kabupaten Sijunjung, meminta solusi terkait masalah jaringan internet yang masih blank spot kepada Mahyeldi, calon Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Nomor urut 1.

Permintaan tersebut disampaikan oleh Ma’aruf saat Mahyeldi berkunjung ke daerah itu pada Minggu (29/9/2024) pada sesi diskusi bersama.

Scroll ke bawah
Teruskan Membaca

“Buya, daerah kami terkendala jaringan internet. Kami berharap adanya pembangunan tower di sini agar kami tidak tertinggal informasi,” katanya.

Selain itu, Ma’aruf juga menambahkan bahwa pekerjaan yang memerlukan akses internet menjadi sulit di wilayah tersebut karena jaringan yang tidak memadai.

Menanggapi hal ini, Mahyeldi menjelaskan, persoalan tersebut bisa dilaporkan terlebih dahulu kepada Wali Nagari agar diteruskan dalam surat yang ditandatangani oleh bupati.

Baca juga:   Gubernur Sumbar Mahyeldi Raih Beragam Penghargaan di Tahun 2024

“Nanti bupati akan memetakan mana saja daerah yang masih blank spot dan mengusulkannya, sehingga bisa diwujudkan,” jelas Mahyeldi.

Dia menyebutkan, pemerintah sudah merancang program untuk mengatasi masalah daerah blank spot melalui akses satelit.

“InsyaAllah, kita bisa membantu, karena ini sejalan dengan program pemerintah untuk wilayah yang masih blank spot,” tambahnya.

Program Digital Hub

Mahyeldi juga memberikan gambaran mengenai masa depan pendidikan yang dapat diakses secara online melalui satelit atau tower.

“Anak-anak kita tidak perlu lagi pergi ke sekolah atau kuliah. Mereka bisa belajar secara online melalui akses internet dari satelit atau tower,” ungkapnya.

Dia memaparkan rencana untuk mengusulkan Digital Hub, sebuah program yang akan diterapkan hingga ke nagari-nagari di Sumbar.

Baca juga:   Yakin Menang di Pilgub Sumbar, Ini Penjelasan Jubir Muda Epyardi-Ekos

“Dengan Digital Hub, masyarakat bisa menjual hasil panen mereka secara online,” jelasnya.

Mahyeldi mencontohkan bahwa beberapa waktu lalu ia berkunjung ke Pariaman, di mana jengkol dijual seharga 40 ribu per kilogram, sedangkan di Solok Ambah hanya 15 ribu per kilogram.

Ia berharap dengan adanya akses internet yang baik, produk-produk lokal seperti jengkol bisa dijual ke luar daerah dengan harga yang lebih tinggi.

“Dengan adanya Digital Hub, kita bisa berkomunikasi lancar dalam urusan bisnis, saling berdiskusi soal harga, dan memasarkan barang dengan lebih efisien. Pembeli pun bisa datang langsung untuk mendapatkan produk dengan harga yang lebih baik,” tutup Mahyeldi. (*)

Example 120x600

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

File not found.