PADANG – Balai Monitor Spektrum Frekuensi Radio (Balmon) Kelas II Padang, gelar rapat Koordinasi Identifikasi Dukungan Komunikasi Frekuensi Kebencanaan.
Rapat yang dilaksanakan di kantor Balmon tersebut dihadiri sejumlah stakeholder, di antaranya Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) Daerah 03 Sumbar, Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) Daerah Sumbar, LPP Radio Republik Indonesia (RRI), LPP TVRI, unsur TNI, Polri, Basarnas, dan lainnya.
Pada rapat dengan agenda sosialisasi tahap pertama tersebut, pihak Balmon menyampaikan, untuk penanganan kebencanaan yang sangat membutuhkan dukungan komunikasi radio, sejak beberapa bulan lalu telah melakukan ujicoba repeater khusus.
Repeater dengan frekuensi yang ditetapkan sebagai ruang komunikasi penanganan kebencanaan itu, diharapkan menjadi satu-satunya frekuensi induk dalam setiap penanganan kebencanaan yang terjadi di Sumatra Barat.
Hj. Sita Tusti, Ketua Pengurus Daerah RAPI Sumbar kepada media ini selesai mengikuti rapat tersebut menyampaikan, upaya yang dilakukan Balmon merupakan bagian penting penanganan kebencanaan di Sumbar.
“Kita sangat setuju dengan program Balmon ini. RAPI sebagai stakeholder, tentunya akan mendukung penuh program-program penanganan kebencanaan di Sumatra Barat, khususnya pada bidang radio komunikasi,” sebut tokoh yang biasa disapa Bundo itu.
Menurut Bundo, apa yang menjadi fokus Balmon dalam pengadaan repeater khusus komunikasi kebencanaan, akan menjadi wadah bersama seluruh instansi yang berkaitan dengan setiap penanganan bencana.
“Jadi rapat yang kita ikuti ini, masih tahap awal. Pihak Balmon akan kembali mengundang seluruh stakeholder untuk mematangkan seluruh program ini,” imbuh Bundo.
Pemegang callsign JZ03IP itu mengatakan, keberadaan repeater komunikasi kebencanaan itu merupakan sesuatu yang sangat penting.
“Ini sangat penting. Apalagi menurut rencana Balmon, di area blankspot, akan disediakan repeater mobile untuk mendukung lancarnya komunikasi radio. Sangat membantu instansi dan organisasi dalam keikutsertaan penanganan bencana. Termasuk kemudahaan masyarakat dalam menginformasikan kejadian kepada pihak terkait,” jelas Bundo lagi.
Sumbar Rawan Bencana
Diketahui, wilayah Sumbar memang memiliki karakteristik daerah yang rawan bencana. Keberadaan pertemuan lempeng Indo-Australia dan Lempeng Eurasia termasuk ancaman signifikan dengan perkiraaan kekuatan gempa dengan magnitudo 8.9.
Selain itu, adanya Patahan Sumatera yang juga dikenal sebagai Sesar Semangko atau Great Sumatran Fault, turut menjadi perhatian serius elemen terkait. Patahan ini adalah patahan besar yang membentang dari utara ke selatan Pulau Sumatera, mulai dari Aceh hingga Lampung sepanjang 1.900 kilometer.
Patahan Semangko adalah salah satu patahan paling aktif dan berbahaya di Indonesia, sering kali menjadi sumber gempa bumi besar. Patahan ini juga membentuk Pegunungan Bukit Barisan, rangkaian dataran tinggi di sisi barat Sumatera.
Terbentuknya Pegunungan Bukit Barisan, juga turut mengkhawatirkan karena dapat memicu bencana alam serupa tanah longsor, dan lainnya. Diikuti pula keberadaan Gunung Api Marapi sebagai salah satu gunung aktif yang kerap kali erupsi. (NI)