AKHIR SEPTEMBER dan awal Oktober setiap tahunnya, nama tokoh PKI DN. Aidit sangat banyak diperbincangkan. Hal itu karena Aidit berperan besar bagi pergerakan PKI di Indonesia dalam upayanya menjadikan Indonesia sebagai Negara Komunis yang berhaluan ke Soviet dan RRC.
Aidit, karena kecemerlangan otaknya menjadikannya pucuk pimpinan PKI. Aidit mengunjungi negara-negara komunis RRC dan Soviet, tetapi ia lebih mengidolakan RRC sehingga mengikuti gaya Mao Zedong.
DN Aidit berkiblat pada Mao Zedong yang melakukan jalan revolusi demi merebut kekuasaan, sehingga otaknya berfikir cepat menyusun segala rencana. Angkatan bersenjata adalah satu-satunya perintang dan penghalang tujuan PKI di Indonesia, itulah sebabnya mengapa PKI menyebarkan isu Dewan Jenderal. Isu, bahkan fitnah ini menuduh Dewan Jenderal AD hendak mengkudeta Soekarno.
Akhirnya meletuslah peristiwa G30S/PKI. Terjadi pembunuhan keji para Jenderal AD, serta serangkaian teror di kota-kota basis PKI di Jawa Tengah, dan meluas ke daerah lainnya.
Namun rencana itu gagal total, Allah SWT melindungi negeri mayoritas berpenduduk muslim ini. Walaupun PKI sudah merencanakan beberapa kali upaya pemberontakan dengan cermat, namun gagal total.
Siapa DN Aidit?
Nama lengkapnya adalah AHMAD AIDIT DIGANTI DENGAN DN. AIDIT, seorang santri cerdas yang tersesat di jalan kehidupan. Ahmad Aidit, dia tinggal di Belitung, ayahnya seorang ulama yang disegani kampungnya, pendiri sebuah sekolah Muhammadiyah di Belitung yang asli Minangkabau, daerah yang terkenal taat beragama.
Di masa kecil Ahmad Aidit, ia adalah seorang anak yang rajin mengaji, suaranya bagus dan lantang, dan diandalkan untuk azan memanggil orang-orang shalat berjamaah. Sorot matanya tajam, menandakan kecerdasan otaknya, dapat menyerap ilmu agama dengan cepat dan baik.
Ia sering diminta untuk membacakan ayat-ayat suci Al-Qur’an dalam berbagai acara peringatan keagamaan. Siapa sangka sosok santri cerdas ini, di masa depannya akan berubah drastis tergelincir menjadi sosok terpenting PKI di Negerinya sendiri.
Kenapa Aidit bisa tersesat? Jawabannya tidak terlepas dari pergaulan dan persoalan hidayah Allah SWT. Semua berawal dari pergaulan yang salah, saat melanjutkan studi Sekolah Dagang di Jakarta, Adit berteman dengan aktivis komunis. Nilai-nilai relijius yang dimilikinya semasa kecil, berubah dan sirna begitu saja. Aidit tenggelam dalam buku-buku Marxisme-Leninisme.
Semasa itu, dia hanyut dan menghanyutkan diri dalam pemikiran kaum palu arit. Aidit menghilangkan nama depannya, nama aslinya Ahmad Aidit, maka sejak aktif di PKI menjadi Dipa Nusantara Aidit yang disingkat menjadi DN. Aidit.