Di tengah kemarau panjang yang melanda sejumlah wilayah di Kabupaten Solok, jemaah Masjid Al Mujahidin Muhammadiyah Sawah Cangkiang, Nagari Muaropaneh, menggelar shalat Istisqa atau shalat minta hujan, pada Kamis pagi (3/7/2025). Pelaksanaan shalat ini diikuti ratusan warga yang sebelumnya telah dianjurkan berpuasa sunnah selama empat hari.
Kegiatan ini berlangsung di lapangan sepak bola Sawah Cangkiang dan diprakarsai oleh Pimpinan Ranting Muhammadiyah Sawah Cangkiang bekerja sama dengan pengurus Masjid Al Mujahidin. Shalat berlangsung khusyuk dan penuh harap akan turunnya hujan sebagai rahmat Allah SWT.
Bertindak sebagai khatib adalah Buya H. Syaripudin Jaya Pakiah Majolelo, Wakil Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Solok. Sementara yang bertindak sebagai imam adalah Ir. Salherizon Usaid, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Muaropaneh Bukit Sundi.
Dalam khutbahnya, Syaripudin Jaya mengajak seluruh jamaah untuk bertobat dan bermuhasabah, menyadari bahwa musibah seperti kekeringan bisa menjadi bentuk peringatan dari Allah akibat perbuatan manusia yang menyimpang dari ajaran-Nya.
“Mari kita perbaiki diri dan mohon ampun kepada Allah. Semoga dengan taubat dan ketaatan kita, Allah mengijabah doa yang kita panjatkan,” seru Syaripudin Jaya di hadapan jemaah.
Ia juga mengingatkan pentingnya kembali kepada dua warisan utama Rasulullah SAW, yakni Al-Qur’an dan Sunnah, sebagai pedoman hidup umat Islam.
“Barang siapa yang berpegang teguh kepada keduanya, insyaAllah akan selamat dunia dan akhirat,” tegasnya.
Shalat Istisqa tersebut turut dihadiri oleh tokoh masyarakat setempat, di antaranya Yusferdizen Payuang Putiah, mantan anggota DPRD Kabupaten Solok periode 2014–2019 dan 2019–2024. Ia menyampaikan apresiasinya atas terselenggaranya kegiatan tersebut.
“Ini bentuk ikhtiar yang mulia. Semoga Allah mengabulkan doa kita dan menurunkan hujan yang membawa berkah,” ujarnya.
Di akhir khutbah, Syaripudin Jaya menghadap kiblat dan memimpin doa bersama, memohon agar Allah menurunkan hujan yang membawa rahmat bagi manusia dan seluruh makhluk hidup yang juga sangat membutuhkan air untuk kelangsungan hidup.
Shalat Istisqa ini menjadi momentum spiritual yang menggugah kesadaran warga untuk kembali memperkuat nilai-nilai keimanan dan mempererat solidaritas sosial di tengah kondisi alam yang semakin tak menentu. (Albert)
