Oleh : Paimal Andri, S.Sos
Menjalankan ibadah puasa Ramadhan pada siang hari dan juga ibadah malam dibulan Ramadhan berupa shalat tarawih dan sebagainya, hal ini merupakan rutinitas ibadah yang dilaksanakan oleh kaum muslimin di bulan Ramadhan.
Kaum muslim berpuasa di siang hari mampu menahan hawa nafsu dan segala yang akan membatalkan puasa nya, bahkan mengurangi aktivitas-aktivitas perbuatan-perbuatan yang akan mengurangi nilai-nilai puasa nya.
Dengan demikian ibadah Puasa Ramadhan selama satu bulan penuh akan mendidik kaum muslimin untuk bisa merasakan bagaimana saudara-saudara sesama manusia yang hidup berkekurangan.
Selain itu ibadah puasa juga memberikan nilai kesederhanaan dalam hidup, mengurangi keinginan dan ambisi nya untuk selalu dan selalu mengejar kehidupan dunia dan lupa akhirat.
Puasa Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang membangun solidaritas sosial dan meningkatkan kepedulian terhadap sesama. Sebab Islam mengajarkan umat nya untuk selalu bersyukur dalam hidup, bentuk syukur yang aplikatif adalah bisa berbagi dengan sesama kaum muslimin lainnya atau manusia secara keseluruhan.
Lalu apa yang dapat kita bagi?, tentu nya berbagi materi (menginfaqkan harta yang kita miliki untuk mereka) dibulan yang penuh berkah ini, selain itu juga berempati kepada mereka yang fakir dan miskin juga merupakan bentuk berbagi kita terhadap sesama.
Makna berempati disini adalah bagaimana merasakan dan memahami hal yang sama terhadap apa yang mereka alami dalam menjalankan kehidupan sehari-hari, terutama dalam memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan dan pakaian.
Di bulan Ramadhan, umat Islam menjalankan puasa yang mengajarkan kesabaran dan kepekaan sosial. Dengan menahan lapar dan haus, seseorang bisa lebih memahami penderitaan mereka yang setiap hari hidup dalam kekurangan.
Oleh karena itu, Ramadhan menjadi momentum untuk meningkatkan kepedulian sosial, membantu mereka yang membutuhkan, dan memperkuat nilai-nilai kebersamaan dalam masyarakat.
Kesholehan individu yang merupakan bentuk ketaatan seorang dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan mesti juga tergambar terhadap kesholehan sosial nya di tenggah-tenggah hidup bermasyarakat.
Menurut Amien Rais dalam buku nya yang berjudul Tauhid sosial, Sholeh secara sosial adalah konsep kesholehan yang tidak hanya bersifat individual, tetapi juga memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Artinya seorang Muslim tidak cukup hanya taat beribadah secara pribadi (sholeh ritual) seperti shalat dan puasa, tetapi juga harus berkontribusi dalam kehidupan sosial dengan membantu sesama, memperjuangkan keadilan, serta berperan aktif dalam perubahan sosial yang lebih baik.
Konsep ini menekankan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan hubungan yang baik dengan Allah (habluminallah) tetapi juga hubungan yang baik dengan sesama manusia (habluminannas).
Dalam konteks politik dan sosial, maka konsep ini menyoroti pentingnya peran umat Islam dalam menegakkan keadilan, memberantas korupsi, dan membangun masyarakat yang lebih sejahtera serta berkeadaban.
Bentuk kongkrit dari Sholeh ritual akan terlihat dalam bentuk Sholeh sosial, yang mana keduanya merupakan bentuk dari hubungan baik individu dengan Allah SWT (Sholeh ritual) yang berjalan sejajar dengan hubungan baik individu dengan masyarakatnya (Sholeh Sosial).