Lakitan – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pesisir Selatan resmi melantik Jonedi, S.Pd.I., sebagai kepala madrasah baru untuk periode 2024-2028. Prosesi pelantikan berlangsung di Aula MTs Muhammadiyah Lakitan pada, Selasa (18/2/2025).
Acara ini dihadiri langsung oleh Kepala Kementerian Agama (Kemenag) Pesisir Selatan, Dr. H. Abrar Monanda, M.Ag., serta Kasi Pendidikan Madrasah Sumardi. Hadir pula jajaran Kantor Urusan Agama (KUA) Lengayang, Kepala Sekolah Muhammadiyah se-Pesisir Selatan.
Kemudian, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pesisir Selatan, Pimpinan Cabang Muhammadiyah, serta seluruh majelis guru MTs Muhammadiyah Lakitan.
Dalam prosesi pengukuhan dan serah terima jabatan, Bendahara Pimpinan Cabang Muhammadiyah Lakitan, Efrizal, S.Pd.I., memberikan pesan kepada Jonedi agar siap menghadapi berbagai tantangan dalam menjalankan amanah kepemimpinan.
“Sebagai nakhoda di MTs Muhammadiyah Lakitan, tentu akan menghadapi gelombang besar. Maka dari itu, perkuatlah perahumu,” ujarnya, menekankan pentingnya ketahanan dan komitmen dalam memimpin.
Sementara itu, Ketua PDM Pesisir Selatan, Buya H. Aprisal, M.Pd., memberikan apresiasi kepada kepala madrasah sebelumnya, Khairuddin, S.Ag., atas dedikasi dan pengabdiannya selama periode 2020-2024.
Ia juga berpesan kepada Jonedi agar menjalin komunikasi yang baik dengan seluruh pemangku kepentingan guna memastikan kesinambungan program pendidikan di MTs Muhammadiyah Lakitan.
Kepala Kemenag Pesisir Selatan, Dr. H. Abrar Monanda, M.Ag., dalam sambutannya menegaskan bahwa pergantian jabatan kepala sekolah adalah hal yang wajar dalam sistem pendidikan.
“Jabatan kepala sekolah adalah tugas tambahan. Jika tidak lagi menjabat, maka kembali menjadi guru sebagai tugas pokok,” jelasnya.
Ia juga menekankan pentingnya kesinambungan kepemimpinan agar program-program yang telah berjalan dapat terus ditingkatkan.
Kemenag Pesisir Selatan memberikan apresiasi kepada PDM Pesisir Selatan atas perannya dalam membina sekolah-sekolah Muhammadiyah, yang kini memiliki jumlah siswa terbanyak di antara sekolah swasta di wilayah tersebut. Selain itu, sekolah-sekolah Muhammadiyah juga telah mampu menampung sekitar 70 guru per sekolah, menunjukkan kontribusinya dalam dunia pendidikan.
Dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan, Kepala Kemenag Pesisir Selatan menyampaikan beberapa harapan bagi lembaga pendidikan Muhammadiyah ke depan. Pertama, melakukan pemetaan potensi akademik siswa guna mengoptimalkan pembelajaran.
Kedua, menerapkan program bilingual (dua bahasa), yakni bahasa Arab dan Inggris, mengingat penguasaan bahasa asing menjadi kebutuhan penting di era globalisasi, khususnya di sekolah berasrama.
Selain itu, ia menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar transfer ilmu (knowledge), tetapi juga transfer nilai (value), sehingga lulusan MTs Muhammadiyah Lakitan tidak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat.