Limapuluh kota, Pimpinan Pondok Pesantren Modern Al Kautsar Muhammadiyah Sarilamak Harau Kabupaten Limapuluh Kota hadiri Rapat Koordinasi Nasional Khusus (Rakornassus) di Pesantren Modern Internasional Dea Malela, Sumbawa Besar, NTB dengan tema “Transformasi Pesantren Muhammadiyah Sebagai Pusat Keunggulan dan Peradaban”. Sabtu, (15/2)
Kegiatan diselenggarakan oleh Lembaga Pengembangan Pesantren Pimpinan Pusat Muhammadiyah (LP2 PPM). Rakornassus dilaksanakan Kamis-Ahad, 13-16 Februari 2025. Bertempat di Pesantren Modern Internasional Dea Malela Jl. Lintas Sumbawa-Lunyuk km 39 Lenangguar – Sumbawa Besar NTB 84372.
Acara diikuti oleh 120 orang peserta terdiri dari pengurus LP2 PP Muhammadiyah, LP2 PWM, dan Mudir PontrenMU dari 444 pesantren Muhammadiyah, 27 wilayah se Indonesia. Diantaranya Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jawa Barat, DKI Jakarta, Jawa Tengah, D.I.Yogyakarta, Jawa Timur, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Kalimantan Utara, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur, Gorontalo, Sulawesi Barat, Sulawesi Tengah, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Papua Barat.
Pesantren ini didirikan oleh Prof. Din Syamsudin (mantan ketua umum PP Muhammadiyah) yang berasal dari Sumbawa, NTB. Di tanah kelahirannya ini membangun umat dan bangsa serta pemikiran yang mendalam, maka sampailah niat dan pemikiran tersebut kepada tokoh masyarakat untuk mendirikan pusat pendidikan pada tahun 2013.
Acara Rakornassus dibuka secara resmi oleh Dr. KH. Saad Ibrahim, M.A selaku ketua PP Muhammadiyah yang membidangi pondok pesantren. Kemudian acara juga dihadiri oleh Prof. Abdul Mu’ti (Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah) RI.
Dalam kegiatan tersebut juga turut hadir menjadi narasumber Prof. Dr. Nahla Shabri AlSha’idy Penasihan Grand Syaikh Al Azhar dr Mesir. Salah satu dari 50 perempuan berpengaruh di Mesir. Selain itu, juga sebagai figur pemberdayaan perempuan di Mesir.
Pada kesempatan itu, Prof. Nahla menceritakan bahwa pentingnya pendidikan bagi pemberdayaan perempuan.
“Perempuan merupakan separuh dari masyarakat dan merekalah yang akan membesarkan separuh lainnya (laki-laki),”, jelasnya.
Disela-sela Rakornassus, namun juga ada reunian Reuni mudir program umrah dan study ke Timur Tengah tahun lalu.
(Nauri A)