Dulu Muhammadiyah dalam menetapkan awal bulan Kamariah dengan menggunakan hisab hakiki wujudulhilal skopnya Indonesia atau Wilayatulhukmi. Metode ini telah berhasil menyatukan warga Muhammadiyah se Indonesia namun kadang kala berbeda beda dengan Arab Saudi.
Sejak awal 1446 H Muhammadiyah sudah beralih ke Kalender Hijriah Global Tunggal KHGT.
Kesimpulan dari konsep kalender Hijriah global dengan satu hari satu tanggal untuk seluruh dunia adalah sebagai berikut:
1. Keseragaman Waktu Hijriah
Sistem ini memastikan bahwa di seluruh dunia, tanggal Hijriah selalu sama pada hari yang sama, menghilangkan perbedaan yang sering terjadi akibat perbedaan lokasi geografis dan metode rukyat (pengamatan bulan).
2. Berdasarkan Perhitungan Astronomi
Kalender ini menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) untuk menentukan awal bulan, bukan hanya rukyat lokal, sehingga lebih objektif dan dapat diprediksi jauh hari.
3. Mengatasi Perbedaan Regional
Saat ini, beberapa negara bisa memiliki perbedaan tanggal Hijriah karena perbedaan metode rukyat dan zona waktu. Dengan kalender global ini, perbedaan tersebut dihilangkan, menciptakan standar yang lebih universal.
4. Mempermudah Umat Islam
Kalender ini akan menyederhanakan penentuan hari-hari ibadah seperti Ramadan, Idul Fitri, Idul Adha, dan lainnya, tanpa perlu menunggu pengumuman dari otoritas lokal yang bisa berbeda-beda.
5. Tantangan Implementasi
Meskipun lebih seragam, penerapan kalender ini menghadapi tantangan, terutama dalam hal penerimaan oleh negara-negara yang masih menggunakan rukyat lokal.
Ada juga perbedaan pendapat di kalangan ulama mengenai keabsahan metode hisab murni tanpa rukyat.
Secara keseluruhan, kalender Hijriah global satu hari satu tanggal bertujuan untuk menyatukan umat Islam dalam sistem penanggalan yang lebih konsisten dan praktis, tetapi penerapannya memerlukan kerja sama dan kesepakatan global dari otoritas Islam di berbagai negara.
Oleh: Dr. Firdaus, M.H.I.
(Dosen Ilmu Falak Universitas Muhammadiyah Sumatera Barat)