PADANG — Lembaga Amil Zakat, Infaq, dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Sumatera Barat menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) yang berlangsung selama dua hari, dari 25 hingga 26 Januari 2025, bertempat di Hotel Pangeran City, Kota Padang.
Acara tersebut dibuka secara resmi oleh Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Amil LAZISMU Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Nurhayadi Wijihardjono.
Turut hadir dalam pembukaan, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, Bakhtiar, bersama anggota pimpinan lainnya, yakni Sekretaris Apris dan Bendahara Murisal.
Kemudian, Wakil Ketua Marhadi Efendi, Sobhan Lubis, dan Ki Jal Atri Tanjung. Ketua LAZISMU Sumbar, Zainal Aqil, beserta jajaran pengurus juga hadir dalam kesempatan tersebut.
Selain itu, acara pembukaan turut dihadiri oleh Gubernur Sumatera Barat yang diwakili oleh Kabag Kesra Al-Amin dan Polda Sumbar, menambah semaraknya kegiatan Rakerwil ini.
Dalam laporannya, Ketua LAZISMU Sumbar, Zainal Aqil, menyampaikan bahwa pelaksanaan Rakerwil ini merupakan tindak lanjut dari Rapat Kerja Nasional (Rakernas) LAZISMU yang telah berlangsung pada 29 November hingga 1 Desember 2024.
“Rakerwil ini diikuti oleh LAZISMU daerah dari 18 kabupaten dan kota se-Sumatera Barat. Kami berharap melalui Rakerwil ini dapat dirumuskan program-program utama, khususnya di bidang pendidikan dan kesehatan,” ujarnya.
Zainal juga menekankan bahwa untuk merealisasikan program-program tersebut, dibutuhkan sinergi antara wilayah dan daerah.
“Semua ini tidak dapat terlaksana hanya oleh wilayah, tetapi butuh kolaborasi bersama,” tambahnya.
Ketua PWM Sumatera Barat, Bakhtiar, dalam pidato arahannya, menyoroti pentingnya optimalisasi pengelolaan zakat. Ia mengapresiasi kredibilitas LAZISMU yang telah diakui oleh pemerintah dalam memberikan layanan kepada masyarakat.
Namun, Bakhtiar juga mengkritisi pengelolaan zakat oleh beberapa lembaga lain, termasuk Badan Amil Zakat Nasional (Baznas), yang dinilainya belum maksimal dalam memberdayakan masyarakat untuk mengatasi kemiskinan.
“Mengelola zakat tidak cukup hanya bersifat konsumtif, Zakat harus difokuskan pada pemberdayaan masyarakat, seperti yang dilakukan di masa Khalifah Umar bin Abdul Aziz. Kala itu, zakat mampu mengentaskan kemiskinan hanya dalam waktu dua bulan,” ungkapnya.
Ia berharap Rakerwil LAZISMU Sumbar dapat menghasilkan program-program strategis yang berdampak nyata bagi masyarakat. “Nama baik LAZISMU sebagai lembaga filantropi Islam yang terpercaya harus terus dijaga,” tegasnya.
Wakil Ketua Bidang Kelembagaan dan Sumber Daya Amil LAZISMU PP Muhammadiyah, Nurhayadi Wijihardjono, dalam sambutannya memuji Sumatera Barat yang dikenal sebagai daerah yang melahirkan banyak tokoh besar bangsa.
Ia juga mengingatkan pentingnya transparansi dalam pengelolaan zakat.
“Audit yang transparan sangat penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat. Selain itu, keikhlasan dalam bekerja menjadi kunci utama kesuksesan pengelolaan LAZISMU,” ujar Nurhayadi.
Pada kesempatan tersebut, LAZISMU Sumatera Barat memberikan penghargaan kepada LAZISMU Payakumbuh sebagai lembaga dengan pelayanan terbaik. Selain itu, penghargaan juga diberikan kepada mitra pengumpulan dana yang telah berkontribusi secara signifikan dalam mendukung program-program LAZISMU.
Rakerwil ini diharapkan menjadi momentum penting untuk merumuskan program-program unggulan yang mampu menjawab kebutuhan masyarakat, khususnya di bidang pendidikan, kesehatan, dan pemberdayaan ekonomi.