Sijunjung – Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Fajar Riza Ulhaq, menyatakan dirinya dan Menteri Kehutanan, Raja Juli Antoni, merupakan anak ideologis Buya Syafii Ma’arif.
Hal itu disampaikan Fajar dalam pidatonya di peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah yang digelar di Sumpur Kudus, Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, Sabtu (14/12/2024).
“Buya Syafii Ma’arif adalah tokoh besar Muhammadiyah asal Sumatera Barat yang menjadi guru bagi kami. Beliaulah yang mendidik dan membentuk pola pikir kami hingga kami bisa berada di posisi saat ini,” kata Fajar.
Menurutnya, Buya Syafii Ma’arif bukan hanya seorang ulama dan intelektual, tetapi juga seorang pendidik sejati yang menginspirasi generasi muda, termasuk dirinya dan Raja Juli Antoni.
Kini, sebagai penerus didikan Buya, Fajar menilai dirinya memiliki tanggung jawab moral untuk melanjutkan perjuangan dakwah dan visi Buya, terutama dalam pembangunan daerah.
“Jika beliau masih hidup, saya yakin beliau akan bangga melihat anak-anak didikannya hari ini. Sebagai orang yang sudah sangat berjasa, saya dan Mas Raja Juli Antoni yang kini menjabat sebagai Menteri Kehutanan, berkomitmen untuk meneruskan perjuangan beliau, termasuk membangun Sumpur Kudus,” ujarnya di hadapan hadirin.
Pernyataan ini, menurut pengamatan, kerap disampaikan Fajar setiap kali berkunjung ke Sumatera Barat, tempat asal Buya Syafii Ma’arif.
Peringatan Milad ke-112 Muhammadiyah di Sumpur Kudus menjadi momentum bagi Fajar untuk kembali menegaskan pentingnya melanjutkan cita-cita besar Buya dalam membangun peradaban Islam berkemajuan dan memberdayakan masyarakat.
Acara tersebut dihadiri Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Sumatera Barat Bakhtiar, Bupati Sijunjung, Ketua PDM Sijunjung dan ratusan kader Muhammadiyah dari berbagai daerah, tokoh masyarakat, serta pejabat daerah. Selain refleksi atas perjalanan organisasi selama lebih dari satu abad, kegiatan ini juga menjadi sarana untuk menguatkan kembali semangat pengabdian terhadap bangsa dan agama, seperti yang dicontohkan Buya Syafii Ma’arif semasa hidupnya.
Sebagai salah satu wilayah yang pernah menjadi bagian dari sejarah perjalanan Buya Syafii, Sumpur Kudus terus menjadi simbol penting bagi gerakan Muhammadiyah di Sumatera Barat.
“Semangat yang diwariskan Buya harus terus kita rawat dan kembangkan, tidak hanya di Sumatera Barat, tetapi juga di seluruh Indonesia,” tutup Fajar.