Sijunjung – Pemerintah Kabupaten Sijunjung, Sumatera Barat, menyambut kedatangan 16 Kepala Keluarga (KK) transmigran asal Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Lampung pada Senin (16/12/2024). Mereka akan menempati kawasan Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) Padang Tarok SP 1 di Kecamatan Kamang Baru.
Rincian kelompok transmigran tersebut terdiri atas tujuh KK dari DIY yang berasal dari berbagai daerah, yaitu Sleman (2 KK, 5 jiwa), Kota Yogyakarta (2 KK, 7 jiwa), Kulon Progo (2 KK, 9 jiwa), dan Gunung Kidul (1 KK, 3 jiwa).
Sementara itu, dua KK lainnya berasal dari Lampung, yaitu dari Lampung Tengah (1 KK, 4 jiwa) dan Pringsewu (1 KK, 4 jiwa).
Selain itu, terdapat tujuh KK (24 jiwa) dari warga lokal, Transmigran Penduduk Setempat (TPS), yang turut ditempatkan di lokasi ini. Dengan demikian, total jumlah warga baru di UPT Padang Tarok mencapai 56 jiwa.
Bupati Sijunjung Benny Dwifa menyampaikan sambutannya dalam acara penyambutan yang berlangsung di Sanggar Kegiatan Belajar (SKB) Muaro Sijunjung. Ia berharap para transmigran dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan baru, baik dengan sesama warga transmigran maupun masyarakat lokal.
“Kami menyambut baik kedatangan warga transmigran asal DIY dan Lampung. Semoga mereka dapat menjalani kehidupan yang harmonis dan produktif di SP 1 Padang Tarok. Kami juga berkomitmen untuk tidak membeda-bedakan masyarakat lokal dan pendatang, karena semuanya adalah tanggung jawab kami sebagai pemerintah daerah,” ujar Benny.
Bupati menambahkan bahwa program transmigrasi ini diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pemerataan penduduk dan pembangunan wilayah.
Kepala Dinas Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kabupaten Sijunjung, Khamsiardi, menjelaskan bahwa program transmigrasi ini mengacu pada Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2009 tentang Ketransmigrasian.
Ia menekankan bahwa program transmigrasi bukan sekadar memindahkan penduduk, tetapi juga memberikan kesempatan untuk memulai kehidupan baru yang lebih baik.
“Para transmigran didampingi oleh petugas dari daerah asal masing-masing, perwakilan Kementerian Transmigrasi RI, serta Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Provinsi DIY dan Lampung,” kata Khamsiardi.
Ia menjelaskan bahwa UPT Padang Tarok SP 1 mulai dibangun pada 2012. Penempatan transmigran pertama dilakukan pada 2016 dengan 30 KK, disusul 191 KK pada 2018 yang berasal dari Jawa Tengah dan DIY.
Namun, dari hasil evaluasi pada 2022, terdapat 38 KK yang haknya dicabut karena tidak memenuhi kewajiban sebagai transmigran.
“Dari 16 KK baru ini, lima KK akan menempati rumah transmigrasi hasil pembangunan baru, sementara 11 KK lainnya menggantikan warga yang telah meninggalkan lokasi,” tambahnya.
Khamsiardi menuturkan bahwa pemukiman transmigrasi di UPT Padang Tarok telah dilengkapi berbagai fasilitas, termasuk pembangkit listrik tenaga surya (portable), lahan pekarangan, lahan usaha, dan sarana pendukung lainnya.
Para transmigran juga mendapatkan jaminan hidup berupa beras, kebutuhan non-beras, serta perlengkapan dasar untuk menunjang kehidupan sehari-hari.
“Pemukiman ini kini dihuni oleh 183 KK atau 718 jiwa. Kami berharap fasilitas yang disediakan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan mereka,” ujar Khamsiardi.
Dalam acara tersebut, turut hadir sejumlah pejabat penting, termasuk Kepala Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi dari Provinsi Sumbar, DIY, dan Lampung, perwakilan Kementerian Transmigrasi RI, serta pimpinan OPD Kabupaten Sijunjung.
Bupati Benny menegaskan bahwa transmigrasi adalah salah satu langkah strategis untuk mendorong pemerataan pembangunan dan kesejahteraan masyarakat.
“Kami berharap, program ini tidak hanya menjadi solusi bagi pemerataan penduduk, tetapi juga memberikan manfaat ekonomi dan sosial yang berkelanjutan bagi masyarakat,” pungkasnya.
Para transmigran kini memulai kehidupan baru di Sijunjung dengan harapan dapat berkontribusi terhadap kemajuan daerah sekaligus meningkatkan taraf hidup mereka. (Kontributor: Adpi Gunawan)