PADANG—Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (MT PWM) Sumatera Barat menggelar Rapat Kerja Wilayah (Rakerwil) di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Sumbar pada Ahad (29/12/2024).
Dengan tema “Memantapkan Gerakan untuk Sosialisasi Risalah Islam Berkemajuan di Sumatera Barat“, acara ini dihadiri oleh ratusan peserta dari berbagai elemen Muhammadiyah.
Sejumlah tokoh penting hadir dalam kegiatan ini, termasuk Ketua PWM Sumbar Bakhtiar, Sekretaris PWM Apris, Wakil Sekretaris Jon Misfar, Ketua Majelis Tabligh Hafizulrahman, serta para pengurus Majelis Tabligh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (MT PDM) dan Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) dari seluruh Sumatera Barat.
Ketua Pelaksana, Maspeg, menyampaikan bahwa tujuan utama Rakerwil ini adalah mengevaluasi program kerja Majelis Tabligh PWM selama tahun 2024 serta menyusun program dan rekomendasi strategis untuk tahun 2025.
“Sebanyak 100 peserta yang terdiri dari unsur pimpinan MT PWM, KMM, instruktur muballigh, dan pengurus PDM mengikuti kegiatan ini,” ujarnya.

Majelis Tabligh: Ujung Tombak Dakwah Muhammadiyah
Ketua Majelis Tabligh PWM Sumbar, Hafizulrahman, menekankan pentingnya peran strategis Majelis Tabligh dalam dakwah Muhammadiyah.
“Majelis Tabligh adalah agen perubahan yang berperan penting tidak hanya bagi jamaah tetapi juga di kalangan muballigh. Tantangan yang kita hadapi, baik dari internal maupun eksternal, menjadi ujian untuk memperkuat dakwah Islam berkemajuan,” ujarnya.
Ia juga menyoroti rekomendasi Rakornas Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, seperti pembentukan Korps Muballigh Muhammadiyah (KMM) di berbagai wilayah, optimalisasi masjid sebagai pusat dakwah, serta pengembangan dakwah berbasis digital untuk menjangkau generasi muda, termasuk Gen Z.
Kemudian, Koordinator Bidang Tabligh PWM Sumbar, Apris, menegaskan bahwa tabligh merupakan inti gerakan dakwah Muhammadiyah.
“Sejarah mencatat, Ahmad Dahlan memulai gerakan Muhammadiyah melalui tabligh, oleh sebab itu, setiap cabang dan daerah harus memiliki Korps Muballigh sebagai syarat formal sesuai anggaran rumah tangga,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, hingga saat ini, 11 dari 19 PDM di Sumbar telah membentuk KMM.
“Pelatihan muballigh tingkat daerah, menjadi program utama pada tahun 2025, pelatihan tersebut sebagai upaya untuk mencapai target 2000 muballigh Muhammadiyah yang bersertifikat, Ini penting untuk memastikan keberlanjutan dakwah di seluruh Sumatera Barat,” tambahnya.
Sementara itu, Ketua PWM Sumbar, Bakhtiar, juga menegaskan komitmen untuk memperluas kehadiran Muhammadiyah hingga ke setiap kecamatan dan nagari di Sumatera Barat.
“Ini adalah amanah besar yang harus kita wujudkan. Inspirasi dari Kongres Muhammadiyah di Bukittinggi tahun 1930 harus menjadi penyemangat untuk mengembangkan persyarikatan dengan menghadirkan cabang dan ranting di setiap tingkatan,” katanya.
“Oleh sebab itu, dalam mengembangkan persyarikatan ini, muballigh memiliki peran yang sangat penting,” lanjutnya.
Melalui Rakerwil ini, PWM Sumbar berharap seluruh program yang dirumuskan dapat memperkuat gerakan dakwah Muhammadiyah.
“Majelis Tabligh adalah ujung tombak dakwah, orang-orang yang berada di dalamnya harus tangguh dan siap menghadapi tantangan,” tutup Bakhtiar.
Dalam sesi materi, Ketua Komisi 3 DPR RI, Jelita Donal, yang juga menjadi narasumber, menekankan pentingnya pendekatan inklusif dalam berdakwah.
“Para muballigh harus mampu berdialog dengan aliran lain tanpa memaksakan pemahaman. Pendekatan yang strategis dan damai akan lebih efektif dalam menjaga persatuan umat,” ujar Jelita.
Ia juga mendorong Muhammadiyah untuk memanfaatkan momentum kekuatan organisasi dalam pemerintahan guna memperluas dakwah dan pengaruh di masyarakat.
Acara ditutup dengan diskusi interaktif dan penyusunan program strategis untuk tahun mendatang, yang diharapkan mampu memperkuat eksistensi Muhammadiyah di Sumatera Barat.