Padang – Lembaga Kerapatan Adat Minangkabau (LKAM) Sumatera Barat melakukan kunjungan silaturahmi ke Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Sumatera Barat di Jalan Sawahan No. 62, Kota Padang pada, Senin (30/12/2024).
Rombongan LKAM yang dipimpin langsung oleh Ketua LKAM Sumbar, Fauzi Bahar, diterima oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar, Bakhtiar, didampingi Wakil Sekretaris Jon Misfar, dan Wakil Ketua Ki Jal Atri Tanjung.
Dalam pertemuan tersebut, Ketua LKAM Fauzi Bahar menyampaikan bahwa silaturahmi ini bertujuan untuk menjalin kolaborasi antara LKAM dan Muhammadiyah dalam mengimplementasikan konsep adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah di tengah masyarakat.
Fokus utama kerja sama ini adalah pembinaan generasi muda, terutama melalui program-program berbasis keagamaan, seperti pesantren Ramadhan.
“Kami khawatir dengan perkembangan teknologi yang tidak diimbangi dengan pembinaan generasi. Jika tidak dilakukan, 10 tahun ke depan, banyak generasi muda akan terjerumus dalam pergaulan bebas,” ujar Fauzi.
Selain itu, Fauzi juga mengangkat wacana pengusulan dirinya untuk mendapatkan penghargaan dari King Faisal Foundation, Arab Saudi.
Ia menjelaskan bahwa penghargaan tersebut ditujukan bagi tokoh yang berkontribusi signifikan dalam peradaban, ibadah, atau kebijakan transformasional, seperti aturan penggunaan jilbab di Kota Padang.
“Aturan ini tidak hanya berdampak pada peradaban, tetapi juga terhadap ekonomi. Banyaknya masyarakat yang berhijab menciptakan kebutuhan pasar akan jilbab, sehingga membuka lapangan kerja baru. Untuk itu, kami berharap Muhammadiyah dapat memberikan rekomendasi terkait penghargaan tersebut,” tambahnya.
Ketua PWM Sumbar, Bakhtiar, menyambut baik kunjungan LKAM dan menyatakan dukungan terhadap upaya pembinaan generasi muda. Ia menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan organisasi masyarakat dalam mengimplementasikan nilai-nilai agama dan budaya.
“Kami mendorong kepala daerah terpilih untuk mengambil kebijakan yang mendukung pendidikan berbasis nilai agama dan budaya. Selain itu, pemerintah juga harus memberikan perhatian khusus kepada organisasi kepemudaan dan masyarakat, seperti LKAM, Muhammadiyah, NU, dan lainnya,” kata Bakhtiar.
Terkait dengan permohonan rekomendasi untuk penghargaan dari King Faisal Foundation, Bakhtiar menyatakan pihaknya akan mempertimbangkan hal tersebut.
“Kami menunggu hasil kerja tim. Jika rekomendasi itu dinilai baik, tentu kami mendukung,” ujarnya.
Bakhtiar juga menegaskan bahwa Muhammadiyah terbuka untuk bekerja sama dengan berbagai pihak, termasuk LKAM, dalam berbagai sektor. Ia mengapresiasi inisiatif kunjungan LKAM yang dinilai dapat membuka peluang kolaborasi lebih luas.
“Organisasi kepemudaan dan ormas Islam membutuhkan dukungan nyata dari pemerintah. Hal ini penting agar mereka dapat bergerak aktif untuk mendukung kemajuan daerah,” tambahnya.
Sementara itu, Jon Misfar, juga menyampaikan peluang kerjasama dalam pelatihan muballigh Muhammadiyah. Dalam pelatihan tersebut terdapat muatan materi tentang penerapan ABS-SBK bagi para muballigh Muhammadiyah.
“Ini saya harap bisa dikerjasamakan, karena saat ini Muhammadiyah sedang menargetkan pelatihan untuk mencapai 2000 muballgh Muhammadiyah,” ujarnya.
Pertemuan ini menjadi langkah awal untuk memperkuat sinergi antara Muhammadiyah dan LKAM dalam memajukan masyarakat Sumatera Barat, khususnya dalam pembinaan generasi muda yang berbasis nilai-nilai agama dan adat.