Padang – Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat menggelar resepsi Milad Muhammadiyah ke-112 di Auditorium Gubernuran, Sabtu (30/11). Acara ini mengusung tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” dan dihadiri berbagai tokoh Muhammadiyah serta ribuan warga.
Hadir dalam acara tersebut Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi, Bisnis, dan Pariwisata PP Muhammadiyah, M. Khoirul Muttaqin, Penasihat PWM Sumbar, Ketua PWM Sumbar Bakhtiar beserta jajaran pimpinan lainnya, seperti Sekretaris Apris, Wakil Sekretaris Jon Misfar, serta para wakil ketua seperti Yosmeri Yusuf, Ki Jal Atri Tanjung, Hendri Novigator, Marhadi Efendi, Ismail Novel, Zaim Rais, Zaim Rista Pawa, dan bendahara PWM Murisal.
Turut hadir Gubernur Sumatera Barat, Mahyeldi Ansharullah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) se-Sumbar dan perwakilan organisasi otonom Muhammadiyah, termasuk Pimpinan Wilayah Aisyiyah dan tokoh penting lainya.
Dalam pidatonya, Ketua PWM Sumbar Bakhtiar menekankan pentingnya kehadiran cabang dan ranting Muhammadiyah di setiap nagari di Sumatera Barat. Hal ini, menurutnya, terinspirasi oleh Kongres Muhammadiyah ke-19 di Minangkabau yang memiliki misi “menagarikan Muhammadiyah dan memuhammadiyahkan nagari.”
“Dengan tagline tersebut, banyak sekolah Muhammadiyah telah hadir di nagari-nagari di Sumbar,” ujar Bakhtiar. Ia juga menambahkan bahwa Muhammadiyah harus menggerakkan amal usaha untuk mewujudkan kemandirian ekonomi organisasi.
“Amal usaha adalah salah satu pilar kekuatan Muhammadiyah. Tanpa itu, Muhammadiyah tidak mungkin bertahan hingga sebesar ini,” kata Bakhtiar.
Meski demikian, Bakhtiar mengakui bahwa PWM Sumbar masih tertinggal dibandingkan wilayah lain dalam pengelolaan amal usaha. Oleh karena itu, ia mengajak seluruh pimpinan Muhammadiyah di Sumbar untuk bekerja lebih serius dan kreatif.
“Kita tidak bisa menggerakkan ratusan sekolah, masjid, dan perusahaan Muhammadiyah dengan cara yang biasa-biasa saja. Kita perlu strategi yang lebih progresif,” tegasnya.
Wakil Sekretaris Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah, M. Khoirul Muttaqin, juga menyoroti pentingnya ekonomi dalam gerakan Muhammadiyah. Ia menyebutkan bahwa misi kemakmuran yang dicanangkan KH Ahmad Dahlan sesuai dengan nilai-nilai dalam surah Al-Ashr.
Surat ini beliau ajarkan dengan durasi lebih lama, surah Al-Ashr ini diajarkan selama 8 bulan, sementara surah Al-Maun diajarkan selama 3 bulan.
“Muhammadiyah harus menggerakkan perusahaan sosial yang tidak hanya mencari keuntungan, tetapi juga memprioritaskan misi sosial dan dakwah,” ujarnya.
Khoirul juga mengungkapkan tren baru di mana masyarakat dari kalangan ekonomi mapan semakin banyak menyekolahkan anak-anak mereka di lembaga pendidikan swasta, termasuk milik Muhammadiyah. Hal ini, menurutnya, menjadi peluang besar untuk memperkuat sektor pendidikan dan ekonomi Muhammadiyah.
“Kita juga harus memperkuat sektor UMKM dengan mendirikan ritel Muhammadiyah dan produk-produk khas Muhammadiyah. Ini adalah bagian dari upaya menjadikan ekonomi sebagai wajah baru Muhammadiyah,” tambahnya.
Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah dalam sambutannya mengapresiasi Muhammadiyah yang telah menjadi pelopor gerakan pendidikan dan sosial selama lebih dari satu abad.
“Mulai dari rumah sakit, panti asuhan, masjid, hingga sekolah, Muhammadiyah telah banyak berkontribusi bagi Sumatera Barat. Tema ‘Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua’ sangat relevan dengan semangat tersebut,” kata Mahyeldi.
Ia juga menyebut Muhammadiyah sebagai mitra strategis pemerintah dalam membangun Sumatera Barat, terutama di sektor pendidikan.
“Saya yakin Muhammadiyah mampu menghadirkan pendidikan yang berkualitas di Sumbar,” ungkapnya.
Acara resepsi Milad ke-112 Muhammadiyah ini juga dimeriahkan dengan berbagai kegiatan, termasuk penampilan seni daerah, peluncuran program Rumah Sahabat Mentari, dan pemberian penghargaan kepada individu dan lembaga yang berkontribusi dalam mendukung gerakan Muhammadiyah di Sumatera Barat.
Dengan semangat tema yang diusung, Muhammadiyah Sumbar berharap dapat terus memberikan kontribusi nyata dalam membangun kesejahteraan masyarakat sesuai dengan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil’alamin. (EN)