Pasaman, Menaramu.id — Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Pasaman menggelar Pelatihan Muballigh di Masjid Taqwa Muhammadiyah Pasaman. Acara ini berlangsung selama tiga hari, dari 8 hingga 10 November 2024, dan bertujuan memperkuat kapasitas muballigh dalam menyebarkan dakwah Muhammadiyah di tingkat daerah.
Pelatihan gelombang pertama ini resmi dibuka oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, Bakhtiar, pada Jumat (8/11/2024).
Hadir dalam pembukaan tersebut Wakil Ketua PWM Sumatera Barat Hendri Novigator, Sekretaris Majelis Tabligh Elsanra Eka Putra, dan Wakil Sekretaris Majelis Tabligh Masped Bin Abbas. Ketiganya bertindak sebagai instruktur dalam pelatihan ini.
Pelatihan tersebut diikuti oleh 30 peserta yang terbagi dalam tiga zona: Zona 1 diikuti oleh PCM Bonjol, Panti, dan Lubuk Sikaping, dengan masing-masing PCM mengirimkan sepuluh peserta.
Kegiatan ini merupakan tindak lanjut dari pelatihan instruktur muballigh yang diadakan PWM Sumbar beberapa waktu lalu, di mana PWM Sumbar meminta setiap PDM menyelenggarakan pelatihan serupa di daerah masing-masing.
Ketua Pelaksana, Alfian, menyebutkan bahwa pelatihan ini adalah upaya untuk memperkuat basis muballigh Muhammadiyah di Pasaman, menjawab kebutuhan akan muballigh yang selama ini dirasa kurang mencukupi.
“Acara ini sebagai respon atas kebutuhan akan muballigh yang kompeten untuk memperkuat dakwah di Pasaman,” ujarnya.
Ketua PDM Pasaman, A.M. Siregar, mengungkapkan harapannya bahwa pelatihan ini dapat menghasilkan muballigh-muballigh berkualitas yang akan mendukung pergerakan Muhammadiyah di Pasaman.
“Selama ini, kita sering kesulitan mencari muballigh untuk mengisi kegiatan kajian dan wirid. Dengan adanya pelatihan ini, diharapkan para peserta dapat sungguh-sungguh dan memberikan dampak yang signifikan bagi kemajuan Muhammadiyah di Pasaman,” ujarnya.
Sementara itu, Bakhtiar dalam arahannya menyatakan bahwa pelatihan muballigh ini merupakan bagian dari strategi PWM Sumbar untuk mencetak 2000 muballigh Muhammadiyah bersertifikat. Menurutnya, langkah ini penting untuk menjaga ideologi Muhammadiyah agar tetap kokoh dan relevan di tengah masyarakat.
“Pelatihan ini adalah bagian dari upaya menjaga dan memperkuat nilai-nilai kemuhammadiyahan di daerah, terutama di tengah-tengah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang menjadi ujung tombak perjuangan dakwah kita,” jelasnya.
Selain menekankan peran strategis AUM, Bakhtiar juga menyoroti pentingnya pemanfaatan teknologi digital dalam dakwah Muhammadiyah. Ia menggarisbawahi bahwa dakwah digital dapat menjangkau lebih banyak kalangan, terutama generasi muda, yang kini banyak berinteraksi melalui media digital.
“Dengan memanfaatkan platform digital, kita bisa memperluas jangkauan dakwah dan menyampaikan nilai-nilai Muhammadiyah kepada generasi muda,” kata Bakhtiar.
Kegiatan pelatihan muballigh ini diharapkan dapat meningkatkan ketersediaan muballigh di Pasaman dan membawa semangat baru dalam dakwah Muhammadiyah, sejalan dengan visi PWM Sumbar untuk memperkuat pengaruh Muhammadiyah di Sumatera Barat. (EN)