SOLOK, Menaramu.id – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, Bakhtiar, menjadi narasumber utama dalam pengajian yang diselenggarakan oleh Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Solok di Masjid Nurul Iman, Pondok Pesantren Dr. M. Natsir, Batu Bagiriak, Kecamatan Lembah Gumanti, Ahad (13/10/2024).
Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua PWM Sumatera Barat, Afrijal Harun, Ketua PDM Solok Darman beserta jajarannya, pimpinan Daerah Aisyiyah, pimpinan Cabang Muhammadiyah se-Kabupaten Solok, serta ratusan santri yang turut memeriahkan kegiatan tersebut.
Dalam sambutannya, Ketua PDM Solok Buya Darman menegaskan pentingnya pengajian ini sebagai bagian dari rutinitas PDM dan Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Solok.
“Kami sangat berterima kasih atas kehadiran dan kesediaan Ketua PWM Sumbar untuk menjadi narasumber dalam pengajian ini. Kehadiran beliau menjadi momen berharga untuk memperdalam pemahaman agama sekaligus menyikapi berbagai tantangan sosial yang dihadapi masyarakat saat ini,” ujar Darman.
Dalam pemaparannya, Bakhtiar mengangkat tema yang relevan dengan kondisi sosial masyarakat, yakni bahaya narkoba yang semakin mengkhawatirkan.
Ia menyoroti bahwa Sumatera Barat saat ini berada di peringkat ketiga nasional dalam peredaran narkoba, sebuah peringatan serius bagi masyarakat. Bahkan, Kecamatan Lembah Gumanti, lokasi pengajian ini, termasuk dalam zona merah peredaran narkoba di provinsi tersebut.
“Peredaran narkoba ini merupakan ancaman nyata bagi generasi muda kita. Tugas kita sebagai anak nagari, tokoh masyarakat, dan niniak mamak adalah menjaga mereka dari bahaya ini,” tegas Bakhtiar.
Ia menekankan pentingnya peran semua elemen masyarakat, terutama para orang tua dan pemuka agama, dalam memberikan pengawasan dan bimbingan kepada generasi muda agar terhindar dari jebakan narkoba.
Selain narkoba, Bakhtiar juga menyinggung fenomena LGBT yang mulai merebak di tengah masyarakat, khususnya di Sumatera Barat. Ia menyebut LGBT sebagai “penyakit sosial” yang harus dihadapi secara bijak oleh masyarakat.
“Kita harus menjaga nilai-nilai agama dan budaya dalam menghadapi permasalahan ini. Masyarakat harus diberi pemahaman yang benar mengenai bahaya sosial yang ditimbulkan oleh penyimpangan-penyimpangan ini,” lanjutnya.
Bakhtiar juga mengingatkan akan dampak negatif dari perkembangan teknologi, terutama maraknya kejahatan yang muncul melalui media digital.
“Kemajuan teknologi ibarat pisau bermata dua. Di satu sisi memberikan manfaat, namun di sisi lain dapat menjadi ancaman jika tidak digunakan dengan bijak. Peran orang tua dan guru sangat penting dalam mengarahkan generasi muda untuk memanfaatkan teknologi secara positif,” jelasnya.
Sebagai solusi atas berbagai permasalahan sosial ini, Bakhtiar mengajak seluruh elemen Muhammadiyah untuk mengambil langkah konkret.
Ia menekankan perlunya sinergi antara lembaga agama, tokoh masyarakat, dan pemerintah dalam memberantas narkoba, menangani isu LGBT, serta memanfaatkan perkembangan teknologi secara produktif.
“Kita harus melakukan langkah-langkah konkret untuk menyelesaikan masalah-masalah ini. Selain itu, Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah harus terus mengembangkan amal usaha, baik di bidang pendidikan, kesehatan, maupun ekonomi, agar lebih kuat dalam menghadapi tantangan zaman,” tambahnya.
Muhammadiyah, menurut Bakhtiar, tetap menjadi bagian penting dalam menyebarkan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil alamin serta membantu mengatasi permasalahan sosial di tengah masyarakat.
“Orang masih memandang Muhammadiyah sebagai harapan dalam menyelesaikan berbagai permasalahan sosial yang ada. Oleh karena itu, kita harus semakin kuat dan maju dalam amal usaha dakwah,” tutupnya.
Pengajian yang berlangsung di Pondok Pesantren Dr. M. Natsir ini juga dihadiri oleh ratusan santri yang turut meramaikan acara. Kehadiran para santri ini diharapkan mampu memperkuat spiritualitas generasi muda dalam menghadapi berbagai tantangan zaman.
Pondok pesantren sebagai salah satu amal usaha Muhammadiyah, menjadi wadah penting dalam membina akhlak dan intelektualitas para santri.
Acara pengajian yang berlangsung khidmat ini ditutup dengan doa bersama, memohon keberkahan dan perlindungan dari Allah SWT atas segala tantangan yang dihadapi oleh masyarakat, khususnya dalam menjaga generasi muda dari bahaya narkoba, LGBT, dan dampak negatif teknologi. (EN)