YOGYAKARTA — Ayat suci Al-Quran kerap menjadi sumber inspirasi, tidak hanya dalam konteks spiritual, tetapi juga dalam perkembangan ilmu pengetahuan modern. Hal ini ditegaskan oleh Gatot Supangkat, pakar fisiologi tanaman, ilmu lingkungan, dan agroteknologi dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dalam Halaqah Tafsir At-Tanwir yang berlangsung di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Jumat (11/10).
Mengutip QS. Al-An’am ayat 95, Gatot menjelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan siklus kehidupan yang memiliki relevansi dengan bioteknologi masa kini. “Sungguh Allah menumbuhkan butir (padi-padian) dan biji (kurma). Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati, dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. Itulah (kekuasaan) Allah, maka mengapa kamu masih berpaling?” bunyi ayat itu.
Al-Quran sebagai Inspirasi Ilmu Pengetahuan
Gatot menekankan bahwa ayat ini tidak hanya memberikan pesan reflektif dalam aspek spiritual, tetapi juga memuat inspirasi bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya bioteknologi. “Al-Quran tidak hanya menjadi petunjuk spiritual, tetapi juga sumber inspirasi yang relevan dengan berbagai aspek kehidupan, termasuk ilmu pengetahuan,” ujar Gatot.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa ayat tersebut menggambarkan proses alamiah dalam kehidupan yang bisa dijelaskan secara ilmiah. Misalnya, dalam bioteknologi, terdapat fenomena “mengeluarkan yang hidup dari yang mati” dan sebaliknya, yang terwujud dalam proses kultur jaringan atau DNA rekombinan. Teknologi ini memungkinkan kehidupan baru muncul dari sel-sel yang sebelumnya dianggap mati atau tidak aktif.
“Proses ini seperti menghidupkan sesuatu dari yang mati, sebagaimana dijelaskan dalam Al-Quran,” tambahnya.
Relevansi Ayat dengan Bioteknologi
Gatot juga mengutip QS. Al-Anbiya ayat 30 yang berbunyi, “Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup,” sebagai dasar ilmiah dalam memahami asal-usul kehidupan. Air, sebagai elemen paling dasar dalam kehidupan, menjadi fondasi banyak eksperimen ilmiah di bidang bioteknologi, seperti kultur sel dan manipulasi genetika.
“Bioteknologi menggunakan air dan komponen molekulnya untuk menciptakan solusi bagi berbagai tantangan kesehatan modern, termasuk kanker dan penyakit genetik,” ungkap Gatot.
Namun, Gatot menegaskan bahwa meskipun Al-Quran bukanlah buku ilmiah, ayat-ayatnya memberikan inspirasi etis dan moral dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Menurutnya, etos dalam Islam menuntut penggunaan teknologi yang tidak hanya mengejar manfaat material, tetapi juga membawa kebaikan bagi seluruh umat manusia.
Pentingnya Landasan Iman dalam Pengembangan Teknologi
“Pengembangan teknologi, termasuk bioteknologi, harus selalu dilandasi dengan nilai-nilai keimanan yang kuat,” tegas Gatot. Ia menekankan bahwa iman berfungsi sebagai pengendali moral dalam penggunaan teknologi, agar inovasi yang dihasilkan tetap beretika dan bertanggung jawab.
Gatot mengingatkan bahwa Islam selalu mendorong umatnya untuk mencari ilmu dan menggunakan pengetahuan tersebut dengan bijaksana. Ilmu pengetahuan, kata dia, adalah alat untuk mencapai kebaikan sosial, bukan sekadar alat untuk mencapai pencapaian teknologi tanpa arah.
“Sebagai umat Islam, kita harus mengembangkan teknologi dengan tanggung jawab, memperhatikan dampak etis dan sosialnya. Jangan sampai teknologi yang kita kembangkan menimbulkan bahaya bagi kehidupan manusia,” ujarnya, sambil mengutip QS. Al-Baqarah ayat 195 yang berbunyi, “Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.”
Teknologi sebagai Amanah
Gatot menutup ceramahnya dengan menekankan bahwa ilmu pengetahuan dan teknologi harus dipandang sebagai amanah yang harus dijaga dan dimanfaatkan dengan baik. “Teknologi adalah amanah, bukan sekadar alat. Ia harus digunakan untuk mencapai kesejahteraan umat manusia dan menuju kehidupan akhirat yang lebih baik,” pungkasnya.
Halaqah ini dihadiri oleh puluhan peserta yang sebagian besar adalah mahasiswa dan dosen dari Universitas Ahmad Dahlan dan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Diskusi ini diharapkan mampu menambah wawasan peserta tentang bagaimana mengintegrasikan ilmu pengetahuan modern dengan nilai-nilai keimanan, khususnya dalam pengembangan bioteknologi.