Padang, Menaramu.id – Rapat Kerja (Raker) Pesantren Muhammadiyah se-Sumatera Barat resmi dibuka hari ini, Jumat (13/9/2024) oleh Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat, Bakhtiar.
Acara yang berlangsung selama dua hari, mulai 13 hingga 14 September 2024, bertujuan untuk membahas pengembangan pondok pesantren di bawah naungan Muhammadiyah di Sumatera Barat.
Hadir dalam pembukaan, Wakil Ketua PWM Sumbar yang membidangi Lembaga Pengembangan Pondok Pesantren Muhammadiyah (LP2M), Hendri Novigator, Ketua Badan Pembina Pesantren (BPP) Pontren Kauman Muhammadiyah Padang Apris.
Kemudian, Ketua BPP Pontren Al-Muntaz Kota Solok Yosmeri Yusuf, dan Ketua BPP Pontren Al-Kautsar Limapuluh Ki Jal AtriTanjung. Acara ini juga dihadiri oleh para mudir dan mudirah dari 10 pondok pesantren Muhammadiyah se-Sumatera Barat.
Selain para pimpinan pesantren, turut hadir pimpinan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Teknologi Muhammadiyah Bukittinggi (Boarding School), Sekretaris Daerah Kota Padang Panjang, serta Ekos Albar, seorang pengusaha dan warga Muhammadiyah, yang juga menjadi narasumber dalam kegiatan tersebut.
Ketua Pelaksana, Rifana Wahdi, menyampaikan bahwa Rapat Kerja Pesantren Muhammadiyah ini merupakan yang pertama kali diadakan oleh LP2M. Raker ini diharapkan menjadi langkah awal untuk meningkatkan mutu pesantren Muhammadiyah di Sumatera Barat dalam menghadapi tantangan pendidikan modern.
Dalam kesempatan tersebut, Mudirah Pontren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang Derliana, menyampaikan komitmennya untuk mewujudkan kemandirian ekonomi pesantren yang dipimpinnya.
Selain itu, ia juga optimis Pesantren Kauman Muhammadiyah akan mampu bersaing di tingkat internasional menjelang peringatan satu abad pesantren tersebut.
Ketua PWM Sumatera Barat, Bakhtiar, dalam sambutannya menekankan pentingnya percepatan pengembangan seluruh Amal Usaha Muhammadiyah, termasuk pesantren.
“Kami berupaya untuk mempercepat pengembangan pesantren agar mampu bersaing secara nasional maupun internasional. Diharapkan, melalui Rapat Kerja ini akan lahir skema yang lebih baik untuk memajukan pesantren Muhammadiyah di Sumatera Barat,” ujarnya.
Bakhtiar juga mendorong pondok pesantren Muhammadiyah untuk mengembangkan kemandirian ekonomi sebagai salah satu pilar penting dalam kemajuan pesantren. “Kemandirian ekonomi sangat penting agar pesantren dapat berkembang dengan lebih mandiri dan tidak bergantung pada pihak luar,” tegasnya.
Selain itu, Bakhtiar juga mengimbau sekolah-sekolah Muhammadiyah untuk bertransformasi menjadi sekolah berasrama (boarding school) guna menghadapi persaingan dunia pendidikan yang semakin ketat. Menurutnya, langkah ini merupakan strategi yang tepat untuk menjawab tantangan zaman.
Raker ini diharapkan mampu menghasilkan solusi konkret untuk pengembangan pesantren Muhammadiyah ke depan, baik dalam aspek pendidikan, ekonomi, maupun internasionalisasi. (EN)