Padang, Menaramu.id – Gubernur Sumatera Barat (Sumbar), Mahyeldi Ansharullah, mendorong para petani di wilayahnya untuk memaksimalkan program Perhutanan Sosial sebagai salah satu strategi peningkatan kesejahteraan. Hal ini disampaikannya dalam acara Mimbar Sarasehan bersama Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) dan Petani Milenial di Padang, Selasa (17/9/2024).
Mahyeldi menargetkan luas kawasan hutan yang dikelola masyarakat melalui program ini mencapai lebih dari 700 ribu hektare. Menurutnya, Perhutanan Sosial membuka peluang besar bagi petani untuk mendapatkan penghasilan tambahan dari berbagai komoditas unggulan daerah.
“Potensi komoditas Sumbar sangat besar, seperti jengkol, durian, dan kopi. Jengkol bahkan bisa lebih mahal dari daging, sementara permintaan kopi juga sangat tinggi. Kita bisa mengemas kopi lokal kita menjadi ‘Kopi Minang’ dan mempromosikannya ke seluruh Indonesia,” ujar Mahyeldi.
Selain potensi ekonomi dari komoditas tersebut, Gubernur Mahyeldi juga menekankan manfaat lingkungan dari program ini. Hutan yang dikelola masyarakat bisa memberikan nilai tambah melalui penjualan karbon, yang kini menjadi salah satu alternatif sumber pendapatan bagi petani.
“Hutan yang kita tanam dapat diukur kadar karbonnya. Karbon ini bisa dijual, sehingga petani mendapatkan penghasilan tambahan,” tambahnya.
Lebih lanjut, Mahyeldi juga menyoroti potensi produk olahan Sumbar seperti tepung kulit manis dan gambir, yang telah menembus pasar internasional dengan nilai jual yang tinggi.
“Ini membuktikan bahwa hilirisasi produk pertanian kita sudah berjalan dan memberikan nilai tambah bagi perekonomian,” jelasnya.
Mahyeldi berharap dengan pemanfaatan potensi lokal dan dukungan program pemerintah, kesejahteraan petani di Sumatera Barat akan semakin meningkat, sekaligus menciptakan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.
Ia pun menutup sambutannya dengan optimisme bahwa sinergi antara pemerintah, petani, dan generasi milenial akan membawa kemajuan signifikan bagi sektor pertanian di Sumatera Barat. (her/ikh)