Padang, Menaramu.id – Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Sumatera Barat (Sumbar) menggelar bedah buku “Muhammadiyah dan NU Meluruskan Kiblat Bangsa” di Gedung Dakwah Muhammadiyah (GDM) Sumbar pada hari Jumat (5/7/2024).
Acara ini dihadiri oleh Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar Ki Jal Atri Tanjung dan Ketua Tanfidziyah PWNU Sumbar Ganefri sebagai narasumber, Organisasi Kepemudaan di Sumbar, dan Jajaran PWPM Sumbar.
Ketua PWPM Ade Herdiwansyah dalam sambutannya menyampaikan bahwa buku ini mengupas peran penting Muhammadiyah dan NU dalam sejarah bangsa Indonesia, khususnya dalam melahirkan pemimpin-pemimpin bangsa yang cakap dan berkarakter.
“Kedua organisasi Islam terbesar di Indonesia ini telah berkontribusi besar dalam perjalanan bangsa,” ujar Ade.
Hal senada disampaikan Ganefri. Ia mengatakan, sejarah telah membuktikan peran penting Muhammadiyah dan NU dengan banyaknya tokoh nasional yang lahir dari kedua organisasi tersebut.
“Sebagai organisasi Islam terbesar di Indonesia, Muhammadiyah dan NU memiliki tanggung jawab moral untuk terus melahirkan generasi penerus bangsa yang berkualitas dan berintegritas,” tegas Ganefri.
Lebih lanjut, Ganefri menyimpulkan pesan penting dari buku, yaitu bahwa Muhammadiyah dan NU harus terus konsisten dalam melahirkan pemimpin bangsa di masa sekarang dan masa depan.
Sementara itu, Wakil Ketua PWM Sumbar Ki Jal Atri Tanjung dalam sambutanya, menekankan pentingnya persatuan umat Islam, khususnya antara Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU). Beliau mencontohkan bagaimana kedua organisasi ini memiliki peran krusial dalam meluruskan kiblat bangsa, yaitu mengantarkan Indonesia menuju kemerdekaan dan persatuan.
Beliau memaparkan kontribusi konkrit Muhammadiyah dan NU dalam berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, dan sosial. Menurutnya, kedua organisasi ini telah bahu-membahu membangun bangsa dan mencerdaskan kehidupan masyarakat.
Kegiatan bedah buku ini diharapkan dapat menjadi momentum bagi Muhammadiyah dan NU Sumbar untuk terus bersinergi dan berkontribusi dalam mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia.
“Muhammadiyah dan NU merupakan organisasi yang sudah memiliki sejarah panjang sebelum dan pasca berdirinya Indonesia, kedua organisasi telah menjadi bukti kongkrit sebagai pedoman dan arah dalam menjalankan roda bernegara,” ujar Ki Jal. (EN)