Tanah Datar, Menaramu.id – Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tanah Datar bersama Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumbar menggelar rapat koordinasi dan konsolidasi organisasi pada Kamis (11/7) di Komplek SMA Muhammadiyah Tanah Datar.
Rapat tersebut dihadiri oleh Ketua PWM Sumbar Bakhtiar, Wakil Ketua Yosmeri Yusuf, Bendahara Murisal, Ketua Majelis Ekonomi Gun Sugianto, Ketua LPCRPM Syamsurizal, dan Dewan Pakar Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah Irman Gusman. Kemudian Ketua PDM Tanah Datar Irman, Sekretaris Deri Rizal, Wakil Sekretaris Nopil Asrianto, dan para Wakil Ketua.
Selain itu, turut hadir Pimpinan Ortom tingkat daerah, Pimpinan Daerah Aisyiah, Pimpinan Amal Usaha dan ratusan warga Muhammadiyah Tanah Datar, tidak hanya itu, Kepala Bank Nagari Cabang Syariah Batusangkar Dewi Purnama Dinda beserta jajaran.
Tujuan utama rapat ini adalah untuk membangun komunikasi dan koordinasi organisasi mulai dari tingkat wilayah sampai ke-cabang dan ranting Muhammadiyah. Tidak hanya itu, kegiatan tersebut juga dilakukan ke AUM baik yang pengelolaannya di daerah maupun di wilayah.
Kemudian rapat ini juga untuk menindaklanjuti instruksi dari Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah dan PWM Sumbar terkait konsolidasi dana di Bank BSI ke bank syariah lain dan bank daerah yang memiliki kerjasama dengan Muhammadiyah.
Ketua PDM Tanah Datar, Irman, dalam sambutannya menyampaikan bahwa Muhammadiyah sebagai organisasi Islam dengan banyak Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) perlu melakukan upaya koordinasi yang lebih baik.
“Muhammadiyah memiliki banyak AUM yang tersebar di berbagai bidang. Untuk itu, perlu dilakukan upaya koordinasi dan konsolidasi agar pengelolaannya berjalan lebih efektif dan efisien,” ujar Irman.
Sementara itu, Ketua PWM Sumbar, Bakhtiar, menjelaskan bahwa rapat koordinasi dan konsolidasi ini dilakukan secara masif di seluruh wilayah Sumbar, mulai dari tingkat wilayah, daerah, hingga cabang dan ranting.
“Koordinasi dan konsolidasi ini tidak hanya terkait dengan pengelolaan dana, tetapi juga untuk memajukan dan mengembangkan AUM Muhammadiyah kedepannya,” jelas Bakhtiar.
Kemudian berkaitan dengan AUM Bakhtiar mengatakan, harus ada upaya yang dilakuka dengan melakukan mengkapitalisasi AUM. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan nilai aset dan keuntungan AUM sehingga dapat digunakan untuk membiayai berbagai kegiatan Muhammadiyah.
“Dalam mengelola AUM, kita tidak boleh hanya bermodalkan sosial saja, tetapi juga harus mempertimbangkan aspek bisnis,” tegas Bakhtiar.
Bakhtiar menekankan bahwa mengkapitalisasi Amal Usaha Muhammadiyah bukan hanya sekadar upaya untuk mengembangkan sumber daya organisasi, tetapi juga sebagai cara untuk meningkatkan kesejahteraan umat serta mendukung pembangunan di berbagai sektor.
“Amal Usaha Muhammadiyah memiliki potensi besar untuk memberikan kontribusi signifikan dalam berbagai bidang, mulai dari pendidikan, kesehatan, ekonomi, hingga pemberdayaan masyarakat,” ujar Bakhtiar.
Ia menjelaskan bahwa dengan mengelola amal usaha secara profesional dan efisien, Muhammadiyah dapat lebih mandiri secara finansial dan mampu memberikan pelayanan yang lebih baik kepada masyarakat luas. Selain itu, pengelolaan yang transparan dan akuntabel juga akan meningkatkan kepercayaan publik terhadap Muhammadiyah sebagai lembaga yang bertanggung jawab dan berintegritas.
“Bukan hanya soal mengumpulkan dana, tapi bagaimana dana tersebut dapat dikelola dengan baik untuk memberikan dampak yang nyata bagi kesejahteraan umat dan kemajuan bangsa,” ujar Bakhtiar.
Dalam kesempatan yang sama, Bakhtiar juga mengajak seluruh jajaran dan anggota Muhammadiyah di Sumatera Barat untuk berkomitmen dalam meningkatkan kualitas pengelolaan Amal Usaha Muhammadiyah, serta terus mengembangkan inovasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak untuk mencapai tujuan bersama yang lebih besar lagi.
Sementara itu, dalam upaya memperkuat kemandirian ekonomi Muhammadiyah, Irman Gusman, seorang pakar ekonomi yang juga dewan pakar Majelis Ekonomi PP Muhammadiyah, juga mengusulkan langkah-langkah revolusioner. Salah satu saran terobosannya adalah mengubah aset-aset tak bergerak (AUM) Muhammadiyah, seperti sekolah-sekolah mereka, menjadi entitas yang lebih produktif.
Menurut Irman Gusman, langkah ini bukan sekadar transformasi fisik, tetapi juga strategi jitu untuk meningkatkan pendapatan organisasi. “Mengubah sekolah-sekolah Muhammadiyah menjadi rumah sakit adalah langkah inovatif yang dapat mengoptimalkan pemanfaatan aset dan layanan,” ujarnya dengan yakin.
Penandatanganan Kerjasama dengan Bank Nagari Syariah
Pada kesempatan tersebut, juga dilakukan penandatanganan perjanjian kerjasama antara Bank Nagari Syariah Cabang Batusangkar dengan PDM dan PDA Tanah Datar. Kerjasama ini terkait dengan pemindahan uang Muhammadiyah dari Bank BSI ke Bank Nagari Syariah.
Pemindahan dana ini dilakukan sesuai dengan instruksi dari PP Muhammadiyah dan PWM Sumbar terkait konsolidasi keuangan di Muhammadiyah.
Dengan adanya kerjasama ini, diharapkan pengelolaan keuangan Muhammadiyah di Tanah Datar akan menjadi lebih transparan dan akuntabel. (EN)