Bukittinggi, Menaramu.id – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatera Barat (Sumbar) Bakhtiar, menyoroti serangkaian bencana alam yang melanda Sumbar akhir-akhir ini. Dalam sambutanya saat pembukaan Pelatihan Peningkatan Kapasitas Relawan MDMC PWM Sumbar pada, Sabtu (1/6), Bakhtiar mengemukakan beberapa faktor yang berkontribusi terhadap bencana alam di Sumbar.
Pertama, Bakhtiar menekankan bahwa wilayah Sumbar memang berada di zona yang rawan bencana. Berbagai jenis bencana alam, seperti tsunami, banjir, gempa bumi, dan erupsi gunung berapi, selalu menjadi ancaman bagi masyarakat Sumbar.
“Kita berada di zona yang sering terjadi bencana, untuk itu harus ada upaya mitigasi sejak dini,” Kata Bakhtiar.
Selain itu, Bakhtiar juga mengkritik kelalaian pemerintah dalam menangani bencana. Menurutnya, pemerintah kurang sigap dalam melakukan mitigasi dan edukasi bencana kepada masyarakat. Hal ini, lanjutnya, terbukti dengan tragedi Galodo yang memakan korban jiwa.
“Padahal sebelumnya sudah terjadi banjir lahar dingin, seharusnya pemerintah sudah bisa mengambil langkah kongkrit ketika bencana peringatan awal tersebut,” ujar Bakhtiar.
Lebih lanjut, Bakhtiar juga menyoroti kurangnya kesadaran masyarakat dalam menjaga kelestarian alam. Dia mencontohkan pembangunan pemandian di Lembah Anai yang merusak aliran sungai yang sudah ada sejah dulunya. Perilaku seperti ini, menurut Bakhtiar, dapat memperparah dampak bencana alam.
Kemudian dari segi teologi, Bakhtiar mengatakan, penyimpangan perilaku sosial dan maksiat juga dapat menjadi pemicu bencana alam. Perusakan alam oleh tangan manusia, perilaku menyimpang, maksiat yang dibiarkan, akan berdampak buruk bagi manusia itu sendiri.
Bakhtiar menyerukan agar semua pihak bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran dan kesigapan dalam menghadapi bencana alam. Dia berharap pemerintah dapat lebih proaktif dalam melakukan mitigasi dan edukasi bencana, serta masyarakat dapat menjaga kelestarian alam dan menghindari perilaku yang dapat memicu bencana. (EN)