Padang – Gunung Marapi yang menjulang megah di Sumatera Barat tak hanya menyimpan keindahan alam, tetapi juga potensi bahaya. Banjir lahar dingin, salah satu ancaman utama, menjadi momok bagi masyarakat di sekitarnya. Untuk menangkal bahaya ini, pembangunan Sabo Dam di sekitar Gunung Marapi menjadi angin segar bagi upaya mitigasi bencana.
Sabo Dam, atau bendungan sabo, adalah struktur khusus yang dirancang untuk mengendalikan aliran sedimen dan material vulkanik di sungai. Fungsinya bagaikan benteng, menahan batu besar, kayu, dan lumpur yang berpotensi menimbulkan banjir lahar dingin.
Pembangunan Sabo Dam di sekitar Gunung Marapi ini bukan tanpa alasan. Baru-baru ini, pada 11Mei 2024, banjir lahar dingin menerjang Kabupaten Agam dan Tanah Datar. Bencana ini mengakibatkan kerusakan infrastruktur dan kerugian material bagi masyarakat.
Menyadari urgensi penanggulangan, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) bergerak cepat. 56 Sabo Dam akan dibangun di aliran sungai yang berhulu di lereng Gunung Marapi.
Saat ini, baru dua unit Sabo Dam yang telah rampung di Bangkahan, Tanah Datar dan Canduang, Kabupaten Agam. Diharapkan, kehadiran Sabo Dam ini dapat meminimalisir dampak banjir lahar dingin dan melindungi masyarakat di sekitarnya.
Pembangunan Sabo Dam bukan satu-satunya upaya. Diperlukan peningkatan kesadaran masyarakat akan potensi bahaya gunung berapi dan penerapan edukasi kebencanaan. Dengan kerja sama dari semua pihak, diharapkan masyarakat dapat hidup berdampingan dengan Gunung Marapi dengan lebih aman dan nyaman. (EN)