Solok – Dua segmen patahan aktif di Sumatera Barat, Segmen Sumani di Kabupaten Solok dan Segmen Suliti di Kabupaten Solok Selatan, kembali menjadi sorotan. Potensi pergerakan kedua segmen ini memicu kekhawatiran akan terjadinya gempa bumi besar yang dapat berdampak signifikan pada Lembah Gumanti dan wilayah di sekitarnya.
Lembah Gumanti terletak tepat di antara Segmen Sumani dan Segmen Suliti, menjadikannya wilayah yang paling rentan terhadap dampak gempa bumi dari kedua segmen tersebut. Selain Lembah Gumanti, beberapa daerah lain yang juga berpotensi terancam gempa bumi besar di antaranya:
Kabupaten Solok: Koto Baru, X Koto Singkarak, Bukit Sundi, Payung Sekayu, Kubang Laru, Hiliran Gumanti, Tanjung Haria, Batang Koto, Punggung Padang, Tigo Lurah, Balai Nan Tigo, Jorong Koto Panjang, Nagari Koto Baru, Nagari Tanjung Haria, dan Nagari Batang Koto.
Kabupaten Solok Selatan: Koto Baru, Sangir, Muara Labuh, Suliti, Koto Patah, Nagari Suliti, Nagari Muara Labuh, Nagari Koto Patah, dan Nagari Sangir.
Menurut keterangan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatera Barat, kedua segmen ini memiliki riwayat minim aktivitas seismik dalam kurun waktu yang lama. Segmen Sumani terakhir kali mengalami gempa pada tahun 2007, sedangkan Segmen Suliti terakhir kali berguncang pada tahun 1943.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan ahli, mengingat potensi energi yang tersimpan di kedua segmen tersebut cukup besar. Gempa berkekuatan 6,9 SR diprediksi dapat terjadi di Segmen Sumani, sedangkan Segmen Suliti berpotensi menghasilkan gempa berkekuatan 7,0 SR.
Memahami potensi bahaya tersebut, masyarakat di sekitar Lembah Gumanti dan Solok Selatan harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiapsiagaan. Upaya mitigasi bencana dan edukasi harus digalakkan untuk meminimalisir dampak dari potensi gempa bumi di masa depan. (EN)