JAKARTA – Hingga Sabtu (23/3) pagi, total ada 149 gempa yang terjadi di utara perairan Tuban dan sekitar Pulau Bawean, Jawa Timur.
“Hingga Sabtu pukul 6 WIB pagi ini BMKG mencatat sebanyak 149 kali gempa di Bawean,” ujar Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono di X (Twitter), Sabtu (23/3).
Daryono juga memerinci, frekuensi gempa perjam sejak pertama kali terjadi pada Jumat (22/3) pukul 11.22 WIB. Frekuensi gempa susulan bervariasi dari 3 hingga 19 gempa per jam.
Frekuensi tertinggi terjadi kemarin di sekitar pukul 17.00 dengan 19 kali gempa per jam, disusul dengan pukul 16.00 WIB dan pukul 19.00 WIB dengan jumlah 16 kali gempa per jam.
Sementara itu, kekuatan gempanya pun bervariasi, mulai dari yang terkecil dengan magnitudo M2,6 hingga yang terbesar M6,5.
Hingga Sabtu pukul 6 WIB pagi ini BMKG mencatat sebanyak 149 kali gempa di Bawean. pic.twitter.com/rNShBVqRzf
— DARYONO BMKG (@DaryonoBMKG) March 23, 2024
Sebelumnya, Daryono juga menyinggung soal penyebutan nama gempa tersebut yang lebih tepat disebut gempa Bawean daripada gempa Tuban.
“Berdasarkan kedekatan dengan sumber gempa dan tingkat makroseismik/dampak gempa maka nomenklatur yang tepat adalah GEMPA BAWEAN bukan GEMPA TUBAN,” katanya.
Rentetan gempa yang terjadi itu, menyebabkan kerusakan yang tersebar di sejumlah kabupaten/kota di Jawa Timur. Selain itu ada pula dua kendaraan rusak dan dua korban luka akibat gempa tersebut.
“Total dampak kerusakan, yakni rumah rusak ringan 51 unit, rumah rusak sedang 13 unit, rumah rusak berat 5 unit,” kata Kepala BPBD Jatim Gatot Soebroto dalam keterangannya, Sabtu (23/3) dini hari.
Sementara dikabarkan, tidak ada korban jiwa dalam gempa tersebut, tapi dua korban mengalami luka ringan. (cnnindonesia)