PADANG – Beberapa hari ini jagad media sosial dihebohkan dengan postingan video fenomena matahari kembar muncul di langit Mentawai, Sumatra Barat.
Video tersebut awalnya diunggah akun X @never_aloney pada Kamis, 22 Februari 2024. Dalam video itu terlihat dengan jelas kemunculan dua matahari yang direkam oleh warga yang lokasinya berada tidak jauh dari pantai.
“Penampakan matahari kembar tertangkap kamera hape netizen di Sumbar. Ga tau juga klo penjelasan sains nya gimana ini fenomena matahari ada dua,” tulis akun @never_alonely.
Video itu pun kemudian viral. Tak tanggung-tanggung, tanggapan pun datang dari ahli Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG).
Kepala Stasiun BMKG Padang Panjang Suaidi Ahadi menyatakan kemunculan dua matahari atau matahari kembar di Mentawai itu adalah sun dog atau fenomena optik di atmosfer.
“Kalau ditelusuri lewat media sosial yang mengunggah pertama ada di sini, tempat kejadian Pulau Masokut, Mentawai. Waktu Kamis pagi tanggal 22 Februari 2024,” kata Suaidi, Sabtu (24/2).
Suaidi memastikan, fenomena matahari kembar tidak mengisyaratkan tanda alam apapun.
Penampakan matahari kembar tertangkap kamera hape netizen di Sumbar
Ga tau juga klo penjelasan sains nya gimana ini fenomena matahari ada dua
*Apakah akan ada dua Poros kekuasaan
Cie cie dah kek paranormal gw 🤭🤭 pic.twitter.com/OZq2kr5O3f— NeverAloneLy (@never_alonely) February 22, 2024
Sementara itu, Kepala Stasiun BMKG Minangkabau Desindra Deddy Kurniawan menyampaikan, kemunculan matahari kembar itu disebut lazim dan biasa terjadi di Indonesia.
Tepisah, Koordinator Bidang Observasi dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Minangkabau Yudha Nugraha juga menambahkan, fenomena sun dog disebabkan pembiasan atau pemantulan sempurna sinar matahari oleh partikel kristal es awan pada lapisan atmosfer yang tinggi.
Kondisi ini menyebabkan sinar hasil pembiasan atau pemantulan tersebut berkumpul membentuk matahari semu baru. Yudha menjelaskan, fenomena tersebut umumnya terjadi saat musim peralihan dari kemarau atau hujan.
“Fenomena tersebut umum terjadi, terutama pada saat musim peralihan dari kemarau atau hujan,” kata Yudha.
Meski begitu, ia mengatakan hingga saat ini masih belum ada penelitian yang menyatakan fenomena sun dog sebagai indikasi bencana alam. (source: medcom/Ed.NI)