Padang – Dalam upaya mengendalikan potensi bencana susulan akibat erupsi Gunung Marapi, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melakukan operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) dengan menebar 15 ton garam di langit Sumatera Barat. Garam ini ditebar ke arah timur Bukit Barisan selama 5 hari ke depan, dengan 3 kali penerbangan per hari.
“Modifikasi cuaca dengan cara menabur NaCl ke langit menggunakan pesawat ini merupakan salah satu cara yang efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan. Begitu seterusnya, tiga sorti per hari paling tidak berlangsung selama lima hari ke depan setelahnya akan kami evaluasi.” Ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati, Rabu (15/5/2024).
Operasi TMC ini dianggap lebih efektif untuk mengendalikan potensi awan hujan ke arah Gunung Marapi. Hal ini dilakukan karena hasil survei lapangan menunjukkan bahwa endapan erupsi Gunung Marapi memiliki volume yang besar, mencapai 1,3 juta meter kubik, dengan baru sekitar 300 meter kubik yang turun.
Kemudian, endapan lahar mencapai 500-700 meter, dan dikhawatirkan material batuan vulkanik dapat terbawa turun ke pemukiman jika terjadi hujan dengan intensitas sangat lebat.
Penebaran garam ini diharapkan dapat memicu pertumbuhan kristal es di awan, sehingga awan hujan dapat tertahan dan tidak langsung turun di sekitar Gunung Marapi. Hal ini dapat mengurangi risiko terjadinya banjir lahar dingin susulan yang dapat membahayakan masyarakat.
Operasi TMC ini merupakan langkah antisipasi yang diambil oleh BMKG untuk meminimalisir potensi bencana susulan akibat erupsi Gunung Marapi. Diharapkan dengan upaya ini, masyarakat di sekitar Gunung Marapi dapat terhindar dari bahaya. (EN)